Pecahkan Rekor Muri, Ketua Penyelenggara Gebyar Angklung Jember Ungkap Penyebabnya

Pecahkan Rekor Muri, Ketua Penyelenggara Gebyar Angklung Jember Ungkap Penyebabnya Bupati Hendy bersama Forkopimda Jember saat memainkan angklung di atas panggung.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Gebyar Angklung  berhasil tercatat di dalam rekor Muri (Museum Rekor Indonesia), Rabu (16/11/2022). Miriam Juniati selaku ketua penyelenggara agenda tersebut mengungkapkan awal mula beserta tujuan dari kegiatan ini.

Ia mengatakan bahwa acara itu bermula dari kunjungan kerja Ketua Perkumpulan Dharma Putri ke sekolah-sekolah yang ada di pada 23 April 2022. Bersama dengan konsultan pendidikan, mereka berkumpul dan berdiskusi mengenai ide dan gagasan untuk melakukan kegiatan kolaboratif.

Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil

"Tentang kegiatan apa yang bisa kami lakukan bersama yang dapat mendatangkan kemanfaatan bagi orang tua dan peserta didik," ungkapnya.

Dari situ, mereka memutuskan untuk memasangkan orang tua dengan anaknya (murid) untuk bermain secara massal, pada momentum peringatan Hari Angklung se-Dunia yang jatuh tiap 16 November. Menurut Miriam, konsep ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan harmonis antara orang tua dan anak.

"Mudah-mudahan berdampak positif bagi anak dapat makin menghargai mengasihi dan berbakti kepada orang tua," ujarnya.

Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember

Selain itu, pihaknya berharap agar masyarakat juga semakin tergugah untuk melestarikan sebagai warisan budaya asli Indonesia, yang bahkan telah diakui dunia dan tercatat oleh UNESCO.

"Mencintai sebagai milik Indonesia yang patut kita banggakan," tuturnya.

Kegiatan ini disambut baik dan didukung Pemkab . Bupati Hendy mengapresiasi kolaborasi yang dikatakan istimewa, mengingat selama beberapa tahun terakhir terjadi pandemi covid- 19, yang mengharuskan untuk jauh dari sekolah, jauh dari guru.

Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember

Hal tersebut menurut Hendy, tentu berdampak regangnya hubungan antara pihak orang tua dan anak dengan guru. Sehingga dengan gelaran ini, sinergi dan kesatuan hubungan dalam pendidikan kembali dikuatkan.

"Bukan masalah nya saja, nya ini sebagai sarana. Yang lebih penting dari itu, hubungan antara orang tua dan anak serta guru terjalin mesra di Alun-Alun Kota ini." ungkapnya.

Selain itu, Hendy juga menilai bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dalam pelestarian budaya dan berdampak pada local wisdom . Mengingat sendiri memiliki banyak pusat pengrajin bambu.

Baca Juga: Wanita di Jember Tewas Terlindas Truk Akibat Jatuh dari Boncengan Motor Ayahnya

"Ini bagian dari mempertahankan kearifan lokal." pungkasnya. (yud/bil/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO