JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih menyimpan masalah yang belum selesai. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan anggaran lebih dari Rp 20 triliun. Saat ini sedang dilakukan upaya pencarian solusi pendanaan yang bersumber dari pemerintah maupun investor dari China. Dari pemerintah sendiri akan pakai skema penyertaan modal negara (PMN).
Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan pembengkakan biaya proyek KCJB mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.596).
Baca Juga: KA Dhoho Vs Sigra di Mengkreng Kediri, KAI Daop 7 Sesalkan Masih Adanya Temperan di Perlintasan
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DRP) terkait penyertaan Modal Negara (PMN) yang sebesar Rp 3,2 Triliun.
"Kalau PMN diberikan maksimal di bulan Desember kami bisa yakinkan tidak ada penambahan cost overrun lagi. Dan proyek akan selesai pada pertengahan tahun 2023", tutur Dirut PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo di hadapan Komisi VI DPR RI (19/11/2022).
Beracuan pada catatan PT KAI, jika tidak ada kepastian terhadap pendanaan cost overrun, akan berpengaruh pada kondisi cash flow para kontraktor untuk dapat menuntaskan proyek pada Juni 2023. Hal ini berarti, proses pembangunan akan mengalami keterlambatan atau terhenti.
Baca Juga: Klarifikasi Khofifah soal Hoaks Video Bagi-Bagi Santunan Usai Menang Pilbup Jatim
"Kami memohon bantuan semua stakeholders, kementerian-kementerian, BUMN, baik dari Indonesia ataupun China untuk bersama-sama satu kapal, satu semangat, proaktif, kolaboraasi dan sinergis dalam menyelesaikan proyek KCJB ini sesuai dengan timeline yang dicanangkan Presiden, yaitu Juni 2023", jelas Didiek.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News