TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengadopsi sistem transformasi RSUD dr. Iskak Tulungagung, dalam rangka untuk menentukan kebijakan baru pada sistem standardisasi Perumahsakitan tingkat Nasional.
Direktur Jenderal (Drijen) Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, bersama dengan 36 Direktur RSUD se-Indonesia, studi berlangsung selama dua hari, terhitung sejak, Senin (09/01/2023) hingga Selasa, (10/01/2023).
Baca Juga: Rayakan HUT ke-107, RSUD Dr Iskak Tulungagung Dinobatkan Jadi RS Tipe A
dr. Azhar Jaya mengatakan, tujuan utama dalam kunjungannya ini adalah untuk mempelajari sistem pengelolaan RSUD dr. Iskak. Menurutnya, RSUD dr. Iskak bisa menjadi percontohan yang pas, guna menginisiasi transformasi kesehatan pada program prioritas Kemenkes mendatang.
"Kami dari Kemenkes tertarik untuk belajar, walaupun berstatus berbagai Rumah Sakit Daerah (BLUD) tapi bagus, jadi kami harus belajar di sini, untuk mengambil kebijakan kebijakan yang memungkinkan kita bawa ke tingkat Nasional," katanya, kepada awak media, Selasa (10/1/2023).
Menurutnya, banyak sistem Perumahsakitan yang bakal di adopsi, misalnya pada sistem remunerasi atau imbalan yang diterima karyawan atas kontribusinya pada perusahaan, sistem efektifitas dan efisiensi tata kelola yang produktif dengan kost wajar, prinsipnya adalah untuk memberikan pelayanan terbaik pada pasien.
Baca Juga: Kemenkes RI akan Sediakan Layanan Skrining Kanker Payudara secara Gratis
"Kami melihat banyak sistem yang akan di adopsi, pada prinsipnya dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik pada pasien, di RSUD dr. Iskak walaupun yang dilayani adalah pasien BPJS tetap bisa memberikan pelayanan terbaik, itu yang membuat kami tertarik mengadopsi sistemnya," jelasnya
Ia menyebut, pada tahun ini, Kemenkes akan menentukan sistem standarisasi management baru yang bakal diterapkan ke seluruh Rumah Sakit se-Indonesia untuk mencapai transformasi kesehatan.
"Atas petunjuk Bapak Menteri, transformasi kesehatannya harus dilakukan, kita ingin menentukan suatu standar baru, targetnya adalah sebelum bulan februari 2023 selesai," tambah Azhar Jaya.
Baca Juga: Kemenkes Pantau Langsung Kesiapan RSUD dr Iskak Tulungagung untuk Naik Kelas Tipe A
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Darmoredjo dan Direktur Jenderal (Drijen) Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya saat berbincang terkait transformasi kesehatan.
Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Darmoredjo menjelaskan, dengan dipilihnya RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai rumah sakit percontohan manajerial oleh Kemenkes bukan tanpa alasan. Sebab, RSUD dr. Iskak salah satu pelayanan kesehatan yang mampu menerapkan manajemen paripurna yang diakui Dunia dengan penerapan sistem yang efektif dan efisien.
“Iskak jadi percontohan dan row model perumahsakitan di Indonesia, sebab untuk masyarakat sejahtera harus ada save comunity, dan Iskak sudah paripurna dalam melaksanakan hal ini, sehingga Kemenkes kesini melalui Dirjen dan Rumah Sakit di bawah kementrian diajak kesini untuk sharing perbaikan layanan," jelasnya.
Baca Juga: Tahun ini, Kemenkes Siagakan 1.600 Tenaga Kesehatan untuk Para Jemaah Haji Indonesia
Supriyanto mengatakan, potensi untuk memperbaiki sistem pelayanan di Indonesia sangatlah perlu. Sebab, menurutnya, banyak pasien Indonesia lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, kalau dihitung sebanyak Rp100 triliun lebih uang pasien asal Indonesia habis dipergunakan untuk berobat di luar negri.
"Padahal jika layanan kesehatan Indonesia mampu menjadi layanan kesehatan yang dipercaya, maka pasien tidak perlu lagi keluar negeri untuk berobat," terangnya
Selanjutnya, dr. Supriyanto percaya, bahwa semua kebijakan manajemen RSUD dr Iskak Tulungagung bisa dicontoh oleh rumah sakit lain, tergantung keseriusan rumah sakit dalam menerapkan manajemen yang sudah ada tersebut, bisa dilakukan secara lambat maupun cepat, apabila serius kurang lebih bisa dilaksanakan 6 bulan.
Baca Juga: Kemenkes Sebut Isu Hoaks Pengaruhi Capaian Imunisasi Nasional Masih Rendah
"Cepat atau lambatnya proses penerapan sistem kita itu tergantung bagaimana keseriusan rumah sakit itu mengkloning sistem yang sudah ada," jelasnya.
Menurutnya, proses transfer sistem, akan turun tangan langsung ke Rumah Sakit yang dituju untuk melakukan proses pemetaan (mapping), guna mengetahui sistem management keuangan lama, sistem manajemen kepegawaian, management aset dll, kemudian akan diberikan saran.
Setelah itu, sebelum sistem di cloning harus diketahui terlebih dahulu bagaimana efektivitas dan efisiensinya management rumah sakit terlebih dahulu kemudian sistem diinokulasikan.
Baca Juga: Cara Update PeduliLindungi ke Satu Sehat Mobile
"Jadi saya pasti akan membuat asesmen terlebih dahulu, ibarat orang menganalisis penyakit itu kan diketahui objeknya apa, subjektifnya apa kemudian dari situs akan muncul hasil asesmen baru kemudian planingnya apa, jadi masing-masing rumah sakit tadi belum tentu kecepatannya sama tergantung dari hasil dari asesmen awal," tutupnya (fer/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News