SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jatim Pakde Karwo melakukan uji publik pemilihan Rektor Universitas Airlangga (Unair ) Surabaya, di Aula Garuda Mukti Rektorat Kampus C Unair Surabaya, kemarin (25/5).
Debat publik yang untuk pertama kali dilakukan oleh universitas di Indonesia ini diselenggarakan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) Unair dan dipimpin langsung oleh moderator Prof Dr HC Chairul Tanjung, drg MBA. Tujuannya bisa menghasilkan pimpinan Universitas yang bermutu dan transparan di mata publik.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Tiga calon rektor yang mengikuti debat publik pemilihan rektor Unair periode 2015 – 2020 itu adalah Prof Dr Moh Nasih SE MT AK yang merupakan wakil rektor II dan juga guru besar fakultas ekonomi dan bisnis. Kemudian Prof Djoko Santoso dr PhD SpPD KGH FINASIM yang merupakan wakil dekan fakultas kedokteran, serta Dr Hj Umi Athijah Apt MS yang merupakan wakil dekan Fakultas Farmasi.
Pemilihan dilakukan sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan Rektor Prof dr H Fasichul Lisan Apt pada 15 Juni 2015 dan sudah menjabat rektor selama dua periode, yaitu 2005 -2010 dan 2010 - 2015.
Setelah masing-masing calon/kandidat menyampaikan visi misi secara terbuka, Pakde Karwo mengajukan uji publik terhadap tiga kandidat dengan dua pertanyaan.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Pertanyaan pertama, untuk melaksanakan rencana program kerja sesuai dengan visi misi yang disampaikan ketiga kandidat apa yang akan dilakukan. Pertanyaan kedua, menghadapi MEA akhir Desember ini yang borderless merupakan salah satu tugas perguruan tinggi, bagaimana kesiapan Unair.
Salah satu kandidat menjawab bahwa intinya lulusan Unair konstruktif, kreatif dan inovatif. Sehingga menghasilkan jasa yang mempunyai nilai ekonomi. Sehigga masyarakat mempunyai pilihan dan tidak perlu membeli produk dari luar. Kandidat lainnya akan mendorong meningkatkan kualitas pendidikan, utamanya pendidikan perawat sehingga bisa ke luar negeri.
Mengenai anggaran, Prof Dr Moh Nasih SE MT AK menjelaskan, selain dari APBN, diupayakan dari hasil penelitian S3 unair yang luar biasa. “Sayang sekali kalau didiamkan begitu saja, maka beberapa hasil penelitian para doktor akan dilakukan kerja sama dengan perusahaan supaya bermanfaat dan ada nilai tambah. Hal ini sudah dilakukan oleh universitas lain, dan ternyata berhasil,” ujarnya.
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Penguji publik lainnya yang hadir yaitu ketua Mahkamah Agung Dr Hatta Ali sekaligus ketua alumni Unair, mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas, mantan Ketua MK Mahfud MD, dan mantan Menteri Pendidikan M Nuh, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Untuk diketahui, semenjak Unair berubah status menjadi PTN Berbadan Hukum Milik Negara (BHMN), proses pemilihan rektor kali ini pun ikut berubah. Sebelumnya, guru besar secara otomatis duduk di senat memiliki hak suara, one man one vote. Namun untuk periode 2015 – 2020 setiap 25 orang guru besar hanya memiliki 1 suara.
Pemilihan rektor dilakukan pada Jumat (29/5) depan oleh Majelis Wali Amanat Unair yang beranggotakan Menristekdikti, Rektor Unair, Presiden BEM Unair, Sudi Silalahi (Ketua MWA/mantan Mensesneg), Chairul Tanjung (anggota MWA/pengusaha nasional), Mohammad Nuh (anggota MWA/mantan Mendikbud), Hatta Ali (ketua IKA Airlangga/Ketua MA), Triyono Wibowo (alumni/mantan Wamenlu/Dubes Unesco), Mahmudin Yasin (alumni/Deputi BUMN), HR Mohammad Faried (alumni/ mantan Bupati Lamongan), serta wakil dosen dan wakil karyawan. (nis/dur)
Baca Juga: Gala Dinner Pimnas ke-37 Unair, Pj Gubernur Jatim Komitmen Dukung Perkembangan Perguruan Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News