Tekan Angka Stunting, Pemkot Batu Gerakkan Program BBAS

Tekan Angka Stunting, Pemkot Batu Gerakkan Program BBAS Pembekalan BBAS untuk menekan angka stunting di Kota Batu.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu secara intens berupaya menurunkan angka stunting melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Pj. Walikota Batu, Aries Agung Paewai dalam pembekalan BBAS di Balai Kota Among Tani mengatakan, pihaknya bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terus bergerak secara masif memberikan intervensi kepada Baduta atau anak dibawah usia dua tahun yang mengalami Stunting.

Ia mengungkapkan, BAAS merupakan program pendampingan pada Baduta Stunting yang mengalami masalah selain kesehatan selama 3 bulan. Tahap awal, seluruh OPD akan melakukan intervensi terhadap 40 Baduta Stunting di Kota Batu, dengan masing-masing satu Baduta Stunting untuk satu OPD.

Aries menyampaikan, dalam penanganan stunting harus dilakukan bersama-sama, oleh sebab itu, dengan adanya program ini, diharapkan dalam 3 bulan, angka stunting di Kota Batu bisa turun Signifikan.

“Ini adalah tugas kita bersama, tidak hanya tugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan, dengan menjadi orang tua asuh, kita berkomitmen untuk bersama-sama menurunkan angka stunting” kata Aries.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg. Kartika mengatakan, berdasarkan data prevalensi stunting bulan Februari, angka stunting di Kota Batu masih berada di angka 13,2%. Melalui pendampingan dan kolaboratif dengan semua pihak, diharapkan mampu menurunkan angka stunting.

“Dengan sinergis dan kolaborasi dalam melakukan pendampingan orang tua dengan anak berstatus stunting, kita pastikan bahwa anak mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya “ kata Kartika.

Melalui Program BAAS ini, menurutnya, orang tua asuh dapat memastikan Baduta memperoleh asupan gizi yang seimbang sesuai isi piringku, jajanan sehat dan mendapatkan pelayanan posyandu ketika sakit.

Selain itu, dengan dilakukan Pendampingan pada Baduta Stunting dan keluarganya sesuai dengan intervensi, yang harus dilakukan adalah meningkatkan status gizinya dengan penambahan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) secara signifikan, serta adanya perubahan perilaku positif dari pola asuh, pola makan, dan kebiasaan keluarganya. (adi/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO