Jaga Kondusivitas di Tahun Politik, Khofifah Ajak Insan Penyiaran Berikan Informasi Berkualitas

Jaga Kondusivitas di Tahun Politik, Khofifah Ajak Insan Penyiaran Berikan Informasi Berkualitas Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur  mengajak seluruh insan industri penyiaran untuk bersatu padu memberikan informasi yang berkualitas, valid, serta menyejukkan, dalam rangka menjaga suasana kondusif dan damai menjelang .

Ia mengungkapkan hal tersebut saat Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-90 yang diperingati pada hari ini, Sabtu (1/4/2023). Pesan yang disampaikan gubernur juga sejalan dengan tema kegiatan, yaitu 'Siaran Sehat Pemilu Bermartabat'.

Baca Juga: Khofifah Dorong Guru Terus Belajar dan Adaptasi Hadapi Perubahan Zaman di Peringatan HGN 2024

“Di tahun politik jelang , mari kita menjaga suasana yang kondusif dengan menyiarkan informasi berkualitas, menyejukkan dan menghindarkan potensi terjadinya konflik dan perpecahan. Sebab pemilu yang bermartabat sangat dipengaruhi oleh kualitas siaran dan informasi yang sehat,” urai .

Mantan Menteri Sosial ini juga menyebutkan bahwa Harsiarnas menjadi sebuah momen penting untuk mengenang peran penting penyiaran dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik di Indonesia.

Melalui penyiaran, kata , masyarakat mendapatkan informasi, hiburan, dan edukasi yang penting dan berkualitas untuk membangun negara yang lebih baik. Apalagi, media penyiaran saat ini sudah sangat bervariatif, tidak hanya lewat radio tapi juga televisi bahkan lewat media digital yang bermacam-macam dan lebih canggih.

Baca Juga: Isi Hari Tenang Kampanye, Khofifah-Emil Ziarah ke Makam KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur

“Artinya akses informasi sudah semakin mudah dijangkau oleh masyarakat dengan media yang bervariasi. Setiap orang dapat dengan cepat memperoleh informasi. Bahkan setiap orang kini juga mudah memproduksi informasi dan menyebarluaskannya,” ujarnya.

Gubernur menambahkan, hal ini lantas juga membuat masyarakat kelimpahan informasi. Untuk itu ia mengajak semua insan penyiaran menjaga kualitas dan substansi informasi yang diberikan sekaligus untuk memerangi hoax, karena dengan adanya media sosial, masyarakat mudah terprovokasi, sehingga para pelaku industri penyiaran harus menjadi rujukan yang benar dan mencerahkan bagi masyarakat di tahun politik jelang .

"Berikan informasi yang bukan hanya terbuka, transparan san akuntabel. Tapi juga bertanggung jawab. Sehingga situasi kondusif dan terukur bisa kita jaga bersama,” tuturnya..

Baca Juga: Ngalap Berkah Lewat Sholawatan di Bangkalan, Khofifah Ajak Warga Tak Golput

Penetapan Harsiarnas dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Hari Penyiaran Nasional. Deklarasi pertama Harsiarnas dilakukan pada tanggal 1 April 2010 di Surakarta, Jawa Tengah.

Dipilihnya tanggal 1 April karena pada 1 April 1933 berdiri Lembaga Penyiaran Radio milik pribumi pertama (bangsa Indonesia) di Solo yaitu Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang diprakasai oleh KGPAA Mangkunegoro VII.

Awalnya, sejarah penyiaran di Indonesia dimulai pada pada tahun 1927. Yaitu sejak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Sri Mangkoenegoro VII yang menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima.

Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil

Kemudian pada 1 April 1933 berdiri sebuah lembaga penyiaran radio pertama milik Indonesia di Kota Solo bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang didirikan Sri Mangkoenegoro VII. Tanggal berdirinya SRV ini kemudian dijadikan oleh para pencentus Harsiarnas sebagai hari lahirnya penyiaran nasional.

“Tahun ini, peringatan Harsiarnas menginjak tahun ke 90. Selamat Hari Penyiaran Nasional. Insya Allah dengan Siaran yang Sehat Pemilu akan Bermartabat,” kata . (dev/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO