NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Selama hampir dua puluh tahun, Sumiati (75) dan tiga anaknya, Sumiatun (50), Rini (45) dan Aris (40), warga Desa Kalianyar Kecamatan Ngronggot tak pernah keluar rumah.
Kondisi rumah pun juga tak sehat, di mana pencahayaan kuang, serta jendela yang tak pernah dibuka sehingga kurang ventilasi. Wajar, jika bau apek menyengat menebar di dalam penjuru rumah ini. Namun, setelah ditelisik, ternyata keempat penghuni rumah ini mengalami gangguan jiwa.
Baca Juga: Rutin Dipandu Ibu Mertua Bagaimana Cara Berhubungan Seks, Suami yang Idiot Memerkosa Istri
Rumah yang sebenarnya dulu milik keluarga yang cukup kaya ini, sekarang tidak terurus dan terkesan kumuh, karena seluruh penghuninya mengalami gangguan jiwa.
Untuk kebutuhan makan sehari-hari, keluarga terdekat datang untuk mengirimkan makanan. Pihak keluarga terpaksa membiarkan keempatnya dalam kondisi memprihatinkan, karena sudah berkali-kali membawanya berobat ke rumah sakit jiwa tetapi belum mendapatkan kesembuhan.
Di antara keempatnya, hanya satu orang yang terkadang mau berobat, yakni Aris. Bahkan, setiap obatnya habis, dia nekad berangkat sendiri ke rumah sakit jiwa di Malang untuk meminta tambahan obat.
Baca Juga: Sidoarjo Deklarasi Bebas Pemasungan Bagi Penderita Gangguan Jiwa
Sedangkan untuk ibu dan dua kakaknya, Aris tidak bisa membawanya ke rumah sakit jiwa karena selalu menolak. Selain itu, ibu dan dua kakaknya juga tidak mempunyai KTP, karena setiap ada program pembuatan KTP, ketiganya tidak pernah diikutkan. "Bila sakit jiwanya kambuh, ibu dan kedua kakak saya sering marah-marah tanpa sebab," ujar Aris, Selasa (9/6).
Sementara Kepala Desa Kalianyar Joko Murtejo, mengaku sudah mengetahui nasib keempat warganya yang menderita gangguan jiwa ini. Namun pihak desa belum bisa mengusahakan berobat, karena keempatnya termasuk keluarga dari kalangan mampu. "Sebenarnya kami berniat mencarikan solusi pengobatannya dengan meminta bantuan kepada pemerintah, namun kami khawatir keluarganya tersinggung," ujar Martejo.
Hanya saja, lanjutnya, seluruh saudara-saudaranya yang tergolong mampu itu tinggal di rumah lain.
Baca Juga: Pria di Desa Giripurno Kota Batu Dipasung Puluhan Tahun oleh Keluarganya Sendiri
Sebenarnya, yang sakit jiwa dalam keluarga Sumiati ada 5 orang, namun yang satunya sudah meninggal dunia beberapa bulan lalu. "Saudaranya tetap membesuk dengan mengirim makanan," tambah Martejo.
Selama puluhan tahun menderita gangguan jiwa, kata Martejo, mereka tidak pernah berbuat aneh-aneh sampai mengancam keselamatan warga desa lainnya. Setiap harinya, keluarga ini selalu mengurung diri di dalam rumah.
Kepala Desa berjanji akan segera melakukan pendekatan kepada pihak keluarganya, agar Sumiati dan ketiga anaknya yang menderita gangguan jiwa ini segera mendapatkan penanganan medis. "Akan kami coba melakukan pendekatan kepada keluarganya, mudah-mudahan dizinkan untuk dibawa berobat," pungkas Murtejo. (dit/ros)
Baca Juga: Keluarga Pemakan Bangkai dari Nganjuk Akhirnya Dipulangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News