Marak Kekerasan Seksual di Sampang, Formasa Minta Dewan Ambil Sikap

Marak Kekerasan Seksual di Sampang, Formasa Minta Dewan Ambil Sikap Orator dari Forum Mahasiswa Sampang saat menyampaikan aspirasinya terkait kasus pelecehan seksual di DPRD. Foto: MUTAMMIM/BANGSAONLINE

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Kasus kekerasan seksual di mengalami peningkatan sejak 2020 hingga saat ini. Padahal, daerah yang dipimpin Slamet Junaidi itu dinobatkan sebagai kabupaten layak anak pada 2022.

Meningkatnya kasus tersebut menjadi tuntutan massa aksi yang tergabung dalam Forum Mahasiswa (Formasa) saat menggelar demo di DPRD, Senin (22/5/2023). Orator perempuan dari Formasa, Zahratul Laili, mengecam keras terhadap wakil rakyat yang terkesan abai membela korban.

Baca Juga: Gabungan LSM Sampang Pertanyakan Hasil Audit Dana Desa 2020-2024 ke Inspektorat

"Sejauh ini belum ada wakil rakyat secara kelembagaan mengambil sikap untuk membela masyarakat yang menjadi korban ," ujarnya.

Ia merinci, terdapat 7 kasus persetubuhan dan 6 kasus pencabulan pada 2020, dan tahun berikutnya terjadi 12 kasus persetubuhan dan 6 kasus pencabulan, kemudian terdapat 13 kasus persetubuhan dan 6 kasus pencabulan di 2022, sedangkan awal tahun ini terdapat 1 kasus pencabulan.

"Kasus kekerasan seksual dan pencabulan setiap tahunnya terus meningkat. Seperti halnya pemerkosaan bergilir oleh 9 pelaku dan lebih mirisnya lagi seorang ODGJ ditemukan melahirkan di sebuah gedung RPS milik Dinsos pelakunya tidak ditindak," paparnya.

Baca Juga: Proyek Irigasi P3-TGAI Desa Bringin Sampang Masuk Tahap Pengerjaan, Diduga Tak Sesuai Perencanaan

Zahra tidak heran terhadap meningkatnya kasus kekerasan seksual terus bertambah di , karena tindakan dari aparat penegak hukum terbilang lemah. Ia mencontohkan, pemerkosaan bergilir di Kecamatan Robatal hanya 3 orang pelaku yang ditangkap adapun sisanya masih DPO.

"Kasus ini sudah satu tahun lamanya, Polres hanya bisa menangkap tiga pelaku hingga pelaku pertama bebas dari kurungan penjara," ucapnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres , Ipda Sujianto, tak menampik kasus pemerkosaan bergilir yang terjadi di awal tahun 2022 itu belum rampung. Pihaknya masih memburu keberadaan sisa dari 6 pelaku yang berstatus DPO.

Baca Juga: Polda Jatim Kembali Periksa 12 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Proyek Lapen Sampang

"Satu pelaku yang bebas itu bukan dibebaskan tapi sudah selesai menjalani putusan pengadilan yang divonis satu tahun," tuturnya singkat. (tam/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pria di Tulungagung Pepet Perempuan Pengendara Motor Sambil Masturbasi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO