Tangkal Konten Negatif, Dikbud Sidoarjo Bekali Literasi Digital untuk Guru SD dan SMP

Tangkal Konten Negatif, Dikbud Sidoarjo Bekali Literasi Digital untuk Guru SD dan SMP Peserta pelatihan Literasi Digital 2023 saat mengikuti materi Public Speaking, Rabu (24/5/2023). Foto: Mustain/BANGSAONLINE.com

SIDOARJO, BANGSAONLIE.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo menggelar Pelatihan Literasi Digital bertajuk ‘’ bagi ribuan guru TK, PAUD, SD hingga SMP.

Pelatihan ini digelar, sebanyak 6 kali kegiatan. Masing-masing kegiatan, diikuti sebanyak 220 guru SD Negeri, SD Swasta, SMP Ngerti, SMP Swasta. Selain itu juga, guru TK dan PAUD.

Untuk guru SMP, pelatihan itu digelar pada Rabu (24/5/2023). Enam kali pelatihan itu, semuanya digelar di tempat yang sama yaitu di Aula SMPN 4 Sidoarjo, di Desa Suko, Kecamatan Sidoarjo.

Dalam pelatihan Literasi Digital ini, para tenaga pendidik ini menerima berbagai materi dengan harapan pascapelatihan, para guru bisa memproduksi konten digital yang positif dan menginspirasi.

Selain itu, bertujuan untuk menangkal semakin maraknya konten digital, media sosial (medsos) dan berita hoaks yang tidak layak dikonsumsi bagi kalangan guru dan siswa.

Materi pelatihan yakni Penyusunan Content Plan, Cinta Budaya Indonesia-Cinta Tanah Air dan Toleransi, Public Speaking dan Teknik Penulisan. Sedangkan para pemateri diantaranya dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sidoarjo.

"Ini bagian dari program Festival Literasi Sidoarjo 2023. Pelatihan ini untuk mengajak guru dan siswanya produktif membuat konten-konten digital yang bersifat positif, inspiratif, dan inovatif di kalangan dunia pendidikan di Sidoarjo," ungkap Kepala Dikbud Sidoarjo, Tirto Adi.

Tirto menjelaskan, agar konten digital itu bersifat positif dan bermatabat, serta layak dibaca dan ditonton oleh para pelajar. Maka dari itu, sebelum memproduksi konten, harus memperhatikan empat pilar digital sebagai bentengnya.

Pertama Digital Skill, yakni kecakapan, kemampuan dan keahlian para guru memahami konten digital yang beredar di media sosial (medsos). Kedua soal Digital Etic.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO