SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bergerak bersama dengan melakukan tindakan nyata dalam mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang (reduce, reuse, recycle) plastik untuk kehidupan sehari-hari menjadi ajakan Gubernur Khofifah kepada masyarakat.
Hal ini sesuai dengan tema peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 yang jatuh setiap 5 Juni yakni Solusi untuk Polusi Plastik (Solutions to Plastic Pollution). Tema ini menegaskan bahwa polusi plastik menjadi pemicu nyata yang mempunyai akibat pada tiap komunitas di seluruh dunia.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
“Sampah plastik sudah menjadi isu global. Pada dasarnya kesadaran pengurangan penggunaan plastik ini sudah terasa di berbagai elemen masyarakat, tugas kita adalah bagaimana agar melanjutkannya menjadi aksi bersama secara masif,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (5/6).
Gubernur Khofifah mengatakan, sampah plastik menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan terbesar di dunia, terutama masalah sampah plastik yang dibuang tanpa dikelola lebih lanjut. Berdasarkan catatan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (sipsn.menlhk.go.id) pada 2022, Indonesia menghasilkan kurang lebih 18,5 persen sampah plastik dari 68,5 juta ton sampah keseluruhan.
“Untuk itu penanganan sampah plastik ini harus dilakukan dalam satu siklus penuh, mulai dari sumbernya sampai pada tahap akhirnya. Yakni mulai dari penggunaan produk dari bahan yang bisa didaur ulang dan digunakan kembali sampai dengan mencegah pembuangannya terutama ke laut,” kata Khofifah menjelaskan.
Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024
United Nations Environment Programme (UNEP) memproyeksikan bahaya pembuangan sampah plastik ke laut bahwa pada 2040 akan ada 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan. Kemudian, sebanyak 175 perwakilan dari negara-negara di dunia saat pertemuan United Nations Environment Assembly (UNEA-5.2) di Nairobi, Kenya, menyatakan dukungan terhadap kesepakatan internasional untuk menyudahi polusi plastik.
Resolusi yang diambil disebut sebagai “Resolusi Polusi Plastik” (Plastic Pollution Resolution) dan secara khusus membicarakan soal penanggulangan polusi plastik dalam satu siklus penuh, mulai dari sumbernya hingga berakhir di laut.
“Resolusi Plastik ini langkah besar dalam upaya dunia memerangi polusi plastik, mengingat semakin mengkhawatirkannya permasalahan plastik yang ikut berperan dalam tiga jenis krisis yaitu perubahan iklim, kehilangan biodiversitas, serta polusi. Resolusi ini sekaligus menunjukkan komitmen dunia yang bersungguh-sungguh dalam mengatasi permasalahan plastik,” katanya.
Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025
Untuk itu, lanjut Gubernur Jatim, berbagai upaya diperlukan untuk mengurangi sampah plastik ini melalui kegiatan sehari-hari. Seperti membawa tas atau kantong belanja sendiri, membawa botol minuman atau tempat makan sendiri ketika membeli makanan dan minuman, tidak memakai sedotan plastik, dan melakukan pemilahan jenis sampah rumah tangga.
“Bahkan beberapa kabupaten/kota di Jatim telah mengeluarkan perda pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai untuk berbelanja. Ke depannya kami harap ini bisa diikuti oleh seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur,” kata Khofifah.
Menurut Gubernur Khofifah, aksi kolektif pengurangan sampah plastik ini harus diawali dari lingkungan paling kecil yakni keluarga. Caranya dengan pemilahan sampah menjadi sampah organik, sampah plastik yang dapat diolah seperti botol-botol, dan sampah yang tidak dapat diolah.
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
“Pemilahan sampah sejak dari lingkungan rumah tangga ini juga memudahkan untuk proses daur ulang. Salah satunya dengan mengelola sampah secara mandiri melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” katanya.
Pengelolaan sampah plastik di tengah warga salah satunya dapat dilakukan melalui program Bank Sampah. Bank Sampah merupakan konsep terkumpulnya sampah kering asal rumah tangga, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain yang mengimplementasikan sistem konversi dari sampah menjadi uang, untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam memilah serta mendaur ulang sampah.
“Program Bank Sampah ini juga sudah berjalan di banyak daerah di Jawa Timur. Jadi masyarakat menyetorkan berbagai jenis sampah seperti botol plastik, botol kaca, atau kardus ke bank sampah. Nanti hasilnya dapat ditukar dalam bentuk uang tunai,” katanya.
Baca Juga: Lagi, Jatim Dapat Penghargaan, Raih Predikat Sangat Baik Implementasi Sistem Merit Manajemen ASN
Ke depan, mantan Menteri Sosial RI ini optimis pengurangan penggunaan sampah plastik sekali pakai akan menjadi gaya hidup warga Indonesia. Apalagi, ia melihat banyak kawula muda yang telah melakukan hal tersebut salah satunya dengan memakai sedotan stainless steel, serta membawa sendiri tumbler atau botol minuman saat membeli kopi di warung kopi.
“Mari kita menjaga keseimbangan kehidupan, menjaga harmoni manusia dan Sang Pencipta, menjaga harmoni manusia dan alam. Dengan menjaga daya dukung lingkungan, Insyaallah harmoni antara manusia dan alam bisa kita wujudkan,” pungkasnya. (dev/git)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News