GERTANU dan KAHMI Curigai Postingan PMII di Medsos Politis

GERTANU dan KAHMI Curigai Postingan PMII di Medsos Politis Plt Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Situasi Kabupaten memanas jelang proses pemberangkatan calon jemaah haji setempat. Dua organisasi, bakal turun jalan yakni PC PMII dan Ormas Gerakan Tani Nusantara (GERTANU), Kamis (15/6/2023).

Melalui upload di media sosialnya, PC PMII mengunggah ajakan turun aksi dengan memajang foto Plt Bupati Timbul Prihanjoko dan Sekda Ugas Irwanto dengan kondisi kedua mata diberi gambar kotak hitam. Lalu diberi judul Catatan Hitam Pemkab .

Baca Juga: Banjir Dukungan! Khofifah Dirubungi Ribuan Pekerja SKT Sampoerna Plant Kraksaan

Koordinator aksi demo dari pihak GERTANU, M Khairi ketika dikonfirmasi menegaskan, tidak akan menghalang halangi sejumlah mahasiswa untuk berdemo.

"Saya luruskan, ini bukan aksi tandingan. Tapi, kami bersama petani, nelayan dan aktivis hendak meluruskan soal penegakan hukum terkait pelanggaran kebohongan publik dan hoaks. Sekda itu baru dilantik Februari 2023. Lalu, dikait-kaitkan seolah dia bersalah pada pelaksanaan APBD 2018 sampai 2022. Ini sudah pembunuhan karakter," katanya.

Ketika ditanya soal kenapa GERTANU melangkah, M Khairi menegaskan, selama ini Sekda Ugas sangat membela kepentingan petani dan rakyat kecil.

Baca Juga: Belasan Wartawan Datangi Kantor DPRD Kota Probolinggo, Ada Apa?

"Pak Sekda ini baru empat bulan, bergerak lewat bus patas memberantas mafia pupuk. Apakah karena takut ada politisi lain tersaingi di 2024, sehingga beliau diserang dan dibunuh karakternya. Beliau tidak mau maju jadi calon bupati, kenapa dianggap saingan politik. Kalau petani sangat mengelu-elukan beliau, makanya kami tidak terima jika beliau difitnah," kata M Khairi.

Secara terpisah, Sekretaris Penasehat KAHMI Kabupaten , A. Didik Irfan memberikan respons atas kritik dalam unggahan foto di media sosial PMII .

"Saya khawatir ada yang memanfaatkan adik-adik PMII untuk melakukan ekspresi kegiatan yang secara terang keluar dari koridor dan etika akademik. Seharusnya menekankan kritik yang analitik-solutif. Bukan meng-upload foto yang tidak pantas dan mendegradasi esensi tugas pokoknya. Dan saya mengingatkan setiap ekspresi tetap ada tata krama yang harus dipatuhi." katanya. (ndi/git).

Baca Juga: Satreskrim Polres Probolinggo Kota Ringkus Pencuri dan 2 Penadah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO