
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Rabies adalah infeksi virus yang ditularkan melalui air liur hewan kepada manusia. Penularan ini terjadi karena keduanya mempunyai sifat berdarah panas. Infeksi virus menyerang pada sistem saraf dan otak. Jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf hingga kematian.
Penyebaran virus mematikan ini kepada manusia biasanya dimulai melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang tertular rabies. Binatang paling mungkin terpapar dan menyebarkan rabies adalah anjing. Namun, hewan lain seperti kelelawar, kera, rakun, sigung dan kucing juga dapat menularkan virus berbahaya ini. Rabies anjing dan rabies kucing dikategorikan sama saja. Hewan-hewan tersebut rawan terjangkiti virus rabies karena tidak mendapatkan pemeliharaan yang baik, seperti pemberian vaksin.
Adapun beberapa ciri-ciri hewan yang mengidap virus rabies antara lain, hewan akan lebih mudah menyerang orang (agresif), mulut berbusa, bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara, peningkatan air liur, tidak nafsu makan, demam, lemah, kejang hingga lumpuh. Maka di Indonesia penyakit rabies disebut pula sebagai penyakit "anjing gila". Namun tidak jarang anjing atau hewan-hewan menjadi lebih pendiam.
BACA JUGA:
Virus rabies dikenal dengan nama virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Setelah memasuki tubuh manusia, mereka akan menyebar melalui sel saraf, kemudian berkembang biak dengan cepat.
Gejala Rabies Pada Manusia
Dilansir dari website alodokter.com munculnya gejala rabies pada manusia sangat bermacam-macam. Dikatakan paling sedikit 5 hari dan paling lama sekitar 1 tahun baru terlihat pada manusia. Namun secara umum gejala infeksi virus ini akan muncul 30-90 hari setelah penderita terkena gigitan atau air liur hewan yang terinfeksi. Selain itu, infeksi virus rabies akan lebih cepat menyebar jika gigitan atau cakaran hewan dekat dengan otak sebagai serangan utama. Misalnya pada daerah dada, leher atau kepala.
Gejala rabies yang umum terjadi pada manusia meliputi :
- Demam atau menggigil
- Kesemutan
- Sakit kepala
- Lelah atau lemas
- Hilang nafsu makan
Dan lebih parahnya gejala tersebut dapat berkelanjutan seperti kram otot, sesak nafas, halusinasi hingga menyebabkan koma. Gejala lanjutkan menjadi tanda bahwa kondisi penderita semakin memburuk.
Gejala Rabies jika tidak segera ditangani atau menjadi gejala lanjutkan, bisa semakin parah dan menyebabkan komplikasi. Akibatnya penderita yang terinfeksi virus rabies di otaknya mengalami seperti
- Gagal nafas
- Koma
- Henti jantung
- Kematian
Penanganan Jika Tergigit Hewan Rabies
Penyakit rabies bisa sembuh dengan beberapa perawatan. Anda dapat langsung memeriksakan kondisi secara medis langsung ke dokter jika merasa telah tergigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies. Namun sebelum itu anda dapat melakukan pertolongan pertama seperti
- Jika mengalami pendarahan aktif, tekan bagian luka dengan kain bersih atau kasa untuk menghentikan pendarahan
- Cuci luka gigitan atau cakaran dengan air sabun selama 10-15 menit
- Oleskan antiseptik atau alkohol 70℅ yang mengandung povidone iodin ke luka
- Segera larikan ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan medis lebih lanjut
Di rumah sakit pertolongan medis IGD perlu segera dilakukan terutama gigitan atau cakaran hewan terutama di daerah kepala dan leher.
Penting diingat kemunculan gejala rabies sangat membahayakan dan dapat menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, pastikan untuk mendapat serum atau vaksin rabies tidak lebih dari 2 hari sejak tergigit. Jika mengalami gejala lanjutkan dalam kurun waktu 1 bulan, maka wajib untuk memeriksakan diri ke rumah sakit atau dokter.
Diagnosis Kepada Pasien Rabies
Dokter akan mendeteksi infeksi virus rabies. Namun belum ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis apakah orang tersebut terjangkit virus rabies sesaat setelah tergigit hewan yang diduga mengidap virus rabies. Penyakit ini dapat dideteksi ketika gejala-gejala nya sudah muncul.
Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan serangkaian tanya jawab mengenai gejala yang dialami, jenis hewan dan apakah pasien sudah pernah mendapatkan vaksin rabies. Diagnosis dapat dilakukan untuk mengukur seberapa besar resiko luka dari infeksi.
- Kategori risiko rendah, jika kontak hanya sentuhan, jilatan yang tidak menyebabkan luka terbuka
- Kategori risiko sedang, jika kontakberupa gigitan kecil dan tidak dalam, serta cakaran atau lecet tidak menyebabkan pendarahan
- Kategori risiko tinggi, apabila kontak gigitan atau cakaran mengarah ke mata, mulut, dan leher hingga menyebabkan luka yang menembus kulit atau pendarahan
Penanganan pada pasien yang sudah menunjukan gejala akan diperiksa lebih lanjut melalui :
- Tes PCR, menggunakan sampel air lir hingga cairan serebrospinal
- Tes antibodi untuk mendeteksi antibodi (kekebalan tubuh) yang melawan virus rabies dengan mengambil sampel air liur atau darah pasien
- Melakukan Biopsi atau mengambil sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut melalui mikroskop
Setelah itu dokter akan memantau tanda-tanda rabies selama 10 hari pada hewan yang menggigit.
Vaksinasi Rabies Bagi Pasien
Selanjutnya dokter akan memberikan pengobatan berupa serum anti rabies dan vaksinasi
Serum anti rabies atau human rabies immune globulin (HRIG) diberikan kepada pasien yang mengalami luka dengan risiko tinggi dan belum pernah menerima vaksin rabies.
Serum anti rabies diutamakan pada pasien dengan beberapa kondisi, diantaranya :
- Memiliki lebih dari satu gigitan
- Tergigit pada area dengan banyak saraf seperti kepala, leher, atau tangan
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, semisal karena menderita HIV atau menggunakan obat antikanker seperti rituximab
- Tergigit oleh hewan yang terkonfirmasi terpapar rabies
Serum ini diberikan sebagai perlindungan pasien sebelum antibodi vaksin rabies terbentuk. Pemberian serum ini dibarengi dengan pemberian dosis pertama vaksin rabies.
Vaksin rabies mengandung virus rabies yang sudah dilemahkan. Vaksin ini merangsang produksi kekebalan tubuh atau antibodi yang selanjutnya akan membunuh virus rabies. Idealnya vaksinasi diberikan kepada pasien yang berisiko terpapar. Namun untuk pencegahan, vaksin rabies juga dapat diperoleh saat seseorang baru dicakar atau digigit hewan yang diduga membawa virus rabies. Vaksin ini disebut post-exposure prophylaxis (PEP).
Pemberian vaksin akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Mulai dengan pertimbangan apakah sudah atau belum pernah menerima vaksin rabies.
Bagi mereka yang belum pernah mendapatkan vaksin rabies, dokter akan memberikan 4 dosis vaksin :
- Dosis pertama diberikan segera setelah tergigit, disertai pemberian serum anti rabies
- Dosis kedua diberikan pada hari ke-3 setelah tergigit
- Dosis ketiga diberikan pada hari ke-7 setelah tergigit
- Dosis keempat diberikan pada antara hari ke-14 sampai ke-28 setelah tergigit
Sementara itu, bagi pasien yang sudah pernah menerima vaksin rabies, dokter hanya akan memberikan 2 dosis vaksin
- Dosis pertama diberikan secepatnya setelah tergigit
- Dosis kedua diberikan 3 hari setelah tergigit
Dengan demikian pentingnya untuk tetap menjaga kesehatan dan pemeliharaan hewan. (mrc)