KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, mendampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meninjau perkembangan proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri, Jumat (14/7/2023).
Dengan panjang runway 3.300 meter dan mampu untuk mendarat pesawat berbadan besar, Kementerian Perhubungan mengupayakan Bandara Dhoho Kediri nantinya menjadi bandara yang juga bisa melayani penerbangan ibadah haji dan umroh.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
"Harapan pak menteri sama dengan harapan kami semua, semangatnya sama karena bandara ini nanti diperuntukkan untuk umroh dan embarkasi haji, maka kita mulai untuk umroh dulu," kata pimpinan daerah yang akrab disapa Mas Dhito itu.
Menurut dia, masih perlu dipersiapkan asrama haji dan rumah sakit terdekat untuk dijadikan sebagai tempat pemberangkatan jemaah haji ke Arab Saudi. Dua hal tersebut menjadi syarat dari pihak Arab Saudi.
"Ini perlahan-lahan dan secara progresif kita akan lakukan itu," ungkapnya.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Melihat perkembangan pembangunan bandara, Dhito menyebut yang masih menjadi catatan saat ini terkait konektivitas antarwilayah untuk mendukung bandara, yakni terkait jalan tol. Pembangunan Tol Kertosono-Kediri yang masih dalam proses pembebasan lahan.
"Begitu pula tol Kediri-Tulungagung ini kita juga terus kebut bersama SKA Toll, karena konektivitas ini sangat penting sekali," ujarnya.
Jalan Tol Kertosono-Kediri melewati 21 desa terdampak, 5 di antaranya berada di Kabupaten Kediri. Sedangkan untuk Tol Kediri-Tulungagung melewati 23 desa terdampak di Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Demi kelancaran proses pembebasan lahan untuk jalan tol itu, Pemkab Kediri terus mengintensifkan kegiatan sosialisasi tak terkecuali kepada pemerintah desa terdampak. Sementara itu, progres pembangunan bandara secara keseluruhan sekitar 90 persen.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memperkirakan akhir tahun 2023 Bandara Dhoho Kediri sudah bisa beroperasi berdasarkan progres yang tengah berlangsung. Untuk melayani penerbangan haji dan umroh, kata Menhub, masih harus berkordinasi dengan General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.
Apabila izin itu sudah dikantongi, penerbangan untuk haji dan umroh baru bisa dilakukan dari Bandara Dhoho Kediri. Untuk pelayanan penerbangan haji, selain asrama haji dan rumah sakit sebagaimana disebutkan Dhito, Kementerian Perhubungan meminta dukungan pemerintah daerah dalam penyiapan fasilitas penunjang seperti penginapan atau hotel di dekat bandara.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
Menyinggung soal konektivitas antar wilayah, disampaikan bahwa pembangunan jalan tol tersebut masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) melalui mekanisme kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Bandara ini dengan akses yang ada sudah cukup memberikan competitiveness (daya saing) dibandingkan dengan bandara-bandara lain," terangnya.
Terdapat tujuh kabupaten/kota yang berada di sekitar Bandara Dhoho Kediri. Sedang, jarak tempuh untuk mencapai Surabaya ataupun Malang setidaknya dibutuhkan waktu sekitar tiga jam.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Saya tidak khawatir, walaupun dengan aksesibilitas yang ada sekarang ini sudah bisa hidup, tetapi dengan rencana jalan tol yang merupakan proyek PSN Kediri akan menjadi tumpuan baru (episentrum baru di Jawa Timur)," tandasnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News