
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sengketa antara Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, H. Soewandi dengan Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT) hingga berbuntut penyegelan gedung sekolah, akhirnya telah dimediasi dan berakhir damai.
Penyegelan sekolah SMK Prapanca 2 di Jalan Nginden Intan Timur I, Sukolilo, yang dilakukan oleh H. Soewandi sejak tahun 2021 itu, menyebabkan ratusan siswa terkatung-katung dalam melangsungkan pendidikan.
Baca Juga: KAI Daop 8 dan Unit PPA Polrestabes Surabaya Gelar Kampanye Antipelecehan Seksual di Lingkungan KA
Proses damai yang ditangani oleh Polrestabes Surabaya, akhirnya pada Senin (4/9/2023) segel tersebut akhirnya dibuka.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan dan para siswa SMK Prapanca 2 bisa melakukan proses belajar mengajar kembali.
"Alhamdulillah hari pada Senin (4/9/2023), kita saksikan semuanya bahwa SMK Prapanca 2 sudah mulai bisa proses belajar mengajar lagi hampir 2 tahun konflik di tutup," terang Pasma.
Baca Juga: Ayah yang Cabuli Putri Kandung Balitanya di Manyar Sabrangan Surabaya Diduga Kerap KDRT ke Istri
"Setelah dilaksanakan mediasi oleh Kapolrestabes Surabaya bisa berjalan dengan lancar dan damai, semua pihak bisa saling menyadari, sehingga ada sebuah keputusan bersama-sama untuk anak-anak bisa belajar kembali lagi. Mudah-mudahan ini bisa seterusnya untuk bisa tempat belajar anak-anak semuanya," lanjutnya.
Ia menjelaskan, dalam mediasi tersebut melibatkan beberapa elemen untuk menyelesaikan konflik. Terlebih melibatkan pihak kepolisian yang memediasi kedua belah pihak, sehingga berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.
"Semua elemen sudah kita laksanakan mulai dari pemprov, Pemkot kemudian inspektorat dan sebagainya. Karena tentu saja ada hal-hal yang belum bisa selesaikan. Alhamdulillah begitu masuk ke jajaran kepolisian, ini semuanya bisa berjalan baik dan (kedua pihak) saling menyadari," tutup Pasma.
Baca Juga: Polrestabes Surabaya Tangkap Pelaku Pencabulan Anak
Diketahui, SMP Prapanca 2 merupakan tanah milik Pemerintah Kota Surabaya. Oleh YPWJT, diajukan agar bisa menjadi bangunan pendidikan, dan pengajuan tersebut diterima.
Saat itu, H. Soewandi yang merupakan Kepala Sekolah SMK Prapanca 2, merasa ikut peduli, sehingga dana pribadi yang dimiliki, digunakan untuk renovasi gedung sekolahan.
Baca Juga: Diduga Mabuk Berat, Mahasiswi UNUSA Tewas Usai Jatuh saat Berboncengan di Sekitar Mapolda Jatim
Kemudian, pada tahun 2021, umur H. Soewandi yang sudah menginjak 60 tahun, sehingga YPWJT memutuskan untuk mempensiunkan.
Dari keputusan itu, ternyata membuat H. Soewandi merasa disepelekan. Sehingga, dirinya melakukan tindakan penggembokan pagar sekolah, dengan tujuan aktivitas belajar tidak dapat dilakukan.
Lantas, pihak YPWJT melaporkan kejadian penyegelan tersebut ke Polrestabes surabaya.
Baca Juga: Ibu di Manyar Sabrangan Laporkan Suami ke Polrestabes Surabaya atas Dugaan Cabuli Anak Balitanya
Selain membuat laporan ke polisi, YPWJT melakukan tindakan pengrusakan gembok sekolah.
Mengetahui adanya pengrusakan gembok, membuat H. Soewandi juga membuat pelaporan atas pengrusakan gembok tersebut.
Saat dikonfirmasi, Kanit Harda Polrestabes Surabaya, Iptu Condro Raharjo mengatakan, bahwa adanya saling lapor dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Warga Gagalkan Aksi Curanmor di Surabaya
“Keduanya saling melaporkan, sedangkan dari kepala sekolah nekat menyegel dengan cara menggembok pagar sekolahan dikarenakan dirinya merasa ikut memiliki bangunan sekolah. Dari beberapa renovasi pembangunan menggunakan biaya pribadinya, infonya seperti itu,” ujarnya, Senin (4/9/2023).
Saat dipertanyakan terkait proses penanganan sengketa sekolah SMK Prapanca 2 yang terkesan lama, hingga membuat para siswa harus menjalani pendidikan di Gedung Stikosa AWS. Pihak polrestabes Surabaya, masih belum memberikan keterangan secara resmi.
Dari informasi yang dihimpun, kasus sengketa Gedung SMK Prapanca 2 berjalan lama, karena pihak H. Soewandi meminta uang pribadinya yang digunakan untuk pembangunan gedung tersebut diganti.
Baca Juga: Konsolidasi Tak Lancar, Konfercab Ansor Surabaya Batal Digelar, Sempat Diwarnai Ketegangan
Dari saling lapor yang dilakukan kedua belah pihak, hingga mediasi dan perdamaian terwujud, jika pihak YPWJT sanggup mengembalikan biaya renovasi gedung yang menggunakan dana pribadi milik H. Soewandi.
Sementara itu, pembukaan gedung sekolah SMK Prapanca 2 disambut gembira oleh ratusan siswa yang kebetulan saat itu berada dilokasi kejadian.
Kemudian, pihak sekolah juga akan melakukan upacara pembukaan dan sekaligus mengawali proses belajar mengajar.
Baca Juga: Polisi Tak Kunjung Periksa Terduga Pelaku yang Menipu Puluhan UMKM di Surabaya Barat
“Hari Rabu, tanggal 6 September 2023 dilaksanakan upacara untuk serah terima sekaligus dimulai kembali proses pembelajaran,” pungkas AKBP Mirzal Maulana, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya. (rus/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News