SERI BEGAWAN, BANGSAONLINE.com - Negara Brunei memang menarik. Negeri yang terletak di kepulauan Kalimantan berpaham Madzhab Imam Syafi'i itu bukan hanya makmur tapi tentram. Berikut laporan lanjutan M Mas'ud Adnan, wartawan BANGSAONLINE dari Brunei yang mengikuti muhibbah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.
Berbagai fasilitas yang diberikan Kesultanan Brunei Darussalam terhadap rakyatnya memang luar biasa. Selain gaji cukup juga banyak kemudahan yang diberikan oleh Raja Hassanal Bolkiah pada rakyatnya. Para mahasiswa, misalnya, selain bebas SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) atau UKT (Uang Kuliah Tunggal) juga masih dapat uang saku sebesar Rp 3 juta hingga 4 juta tiap bulan.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
"Tiap bulan mahassiswa dapat uang Rp 3 juta hingga Rp 4 juta," tutur Ustadz Makmur Halimi Zain, pemgurus PCINU Brunei kepada HARIAN BANGSA.
Ustadz Makmur adalah alumnus Madrasatul Quran Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Ia sudah 23 tahun lebih tinggal di Brunei bersama keluarganya. "Saya mengajar ngaji rumah tangga," ungkapnya ketika HARIAN BANGSA menanyakan pekerjaannya di Brunei. Ya semacam mengajar ngaji private.
Menurut dia, banyak warga Indonesia yang tinggal di Brunei. Tapi statusnya bukan warga negara.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Kesultanan Brunei Darussalam juga memberikan fasilitas dan kemudahan biaya kepada mahasiswa dari luar Brunei, terutama untuk mahasiswa Pascasarjana. HARIAN BANGSA sempat bertemu beberapa mahasiswa asal Indonesia yang lagi kuliah di Brunei. Diantaranya Fatahillah asl Aceh. "Kalau mahasiswa asing tak dapat uang," kata Fatahillah. Tapi Kesultanan Brunei memberikan dua pilihan. Yaitu bayar SPP/UKT atau mengajar di S1 dengan rewadr bebas biaya pendidikan. "Kalau bayar penuh mahal. Sekitar Rp 100 juta kalau kita krus uang rupiah," kata Fatahillah.
Karena itu para mahasiswa asing, tetmasuk mahasiswa asal Indonesia, memilih membantu mengajar di S1.Dengan demikian bebas biaya kuliah. Tinggal mencari living cost atau biaya hidup sehari-hari.
Fatahillah sudah selesai kuliahnya. Ia menulis disertasi cukup menarik. Yaitu tentang Pembedahan atau Operasi Plastik dalam Mazhab Syafi'i. "Kajian Perbandingan Fatwa-Fatwa di Brunei Darussalam dan Indonesia," tuturnya kepada HARIAN BANGSA.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Ketika ditanya apa referensi fatwa ulama-ulama Brunei, terutama kitab fiqhnya. Ia menjelaskan bahwa referensi ulama-ulama Brunei bukanlah kitab-kitab besar dan tinggi seperti ulama Indonesia. Tapi kitab-kitab kelas menengah madzhab Imam Syafi'i. "Diantaranya I'anatut Thalibin," tuturnya.
Namun meski referensinya kitab-kitab kelas menengah tapi ilmu yang mereka miliki dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari.
Karena itu penuh barokah terutama dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Berapakah penghasilan guru ngaji di Brunei. Ikuti terus laporan M Mas'ud Adnan dari Brunei. (M Mas'ud Adnan)
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News