![Gubernur Khofifah Dorong Santri Ambil Peran Cegah Perpecahan Akibat Suksesi 2024 Gubernur Khofifah Dorong Santri Ambil Peran Cegah Perpecahan Akibat Suksesi 2024](/images/uploads/berita/700/86aeaa87ad716c5b1221f726bb34890e.jpg)
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong seluruh santri untuk berperan aktif membangun suasana kondusif mencegah terjadinya perpecahan akibat suksesi 2024.
Menurutnya, tensi politik di masyarakat berpotensi semakin tinggi sehingga memicu konlfik dan polarisasi. Apalagi, pelaksanaan pemilihan presiden dan wapres serta legislatif dilaksanakan secara serentak.
BACA JUGA:
- Gebyar Prestasi Al-Quran Yayasan Khadijah Kembali Digelar, Prof Ridwan: Baca Al-Quran Cerdaskan Otak
- Aktif Dukung Tugas Kepolisian, Khofifah Raih Penghargaan dari Kapolri di HUT ke-78 Bhayangkara
- Harganas 2024, Khofifah: Membangun Keluarga Berkualitas Berikan Pondasi Kokoh untuk Pendidikan
- Khofifah Doakan Indonesia di Tiang Aisyah Jadi Negeri Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur
“Persatuan dan kesatuan bangsa di atas segalanya. Jangan sampai fanatisme terhadap sebuah pilihan membuat bangsa ini terpecah belah. Santri harus menjadi pionir perdamaian,” ungkap Khofifah dalam puncak peringatan Hari Santri 2023 di Kota Surabaya, Minggu (22/10/2023).
Khofifah menyebut sejarah santri diukir dengan ikut memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Karenanya, sudah selayaknya santri dapat terus berseiring dalam merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia kekinian.
Dengan intelektualitas yang tinggi dan pemahaman serta wawasan keagaaman yang luas, Khofifah yakin seluruh santri mampu mencegah terjadinya perpecahan akibat pemilu 2024 dan menjaga perdamaian demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Santri harus ambil bagian menjadikan seluruh tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan penuh dengan kedamaian,” imbuhnya.
Khofifah mengungkapkan, sejarah adanya peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober, tidak lepas dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.