SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Laporan dari Persatuan Jurnalis Sampang (PJS) soal penyelewengan DBHCHT 2022 menemui titik terang, usai penyidik dari kepolisian memeriksa bendahara dinas komunikasi dan informatika (Diskominfo) setempat, serta pegawai inspektorat.
Petugas mendalami aliran DBHCHT untuk publikasi media yang berkerja sama dengan Diskominfo Sampang. Ketua PJS, Fariz Reza Malik, menduga ada oknum Diskominfo yang memiliki tuyul digital atau sebutan bagi media abal-abal untuk menyerap anggaran.
Baca Juga: Sapa Pekerja Pabrik Sampoerna, Khofifah Komitmen Perjuangkan Kesejahteraan Pekerja dengan DBHCHT
"Kami menduga oknum Diskominfo sengaja memelihara media yang tidak kita diketahui, tetapi mendapatkan bancaan dana publikasi dari DBHCHT," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (1/11/2023).
Ia pun menyebut, PJS juga menemukan banyak permasalahan di tubuh Diskominfo Sampang terkait aliran dana publikasi DBHCHT. Hal itu setelah dilakukan kajian yang kemudian disandingkan dengan hasil temuannya.
"Salah satunya yang bermasalah adalah Radio Suara Sampang dapat kucuran DBHCHT Rp87 juta, dan tuyul digital menyerap anggaran puluhan juta rupiah," katanya.
Baca Juga: Proyek Irigasi P3-TGAI Desa Bringin Sampang Masuk Tahap Pengerjaan, Diduga Tak Sesuai Perencanaan
Faris meminta polisi segera mengungkap siapa dalang di tubuh Diskominfo Sampang yang bermain tentang DBHCHT 2022.
"Laporan PJS sekarang masih di tahap penyelidikan, semoga saja segera selesai dan oknum tersebut bisa bertanggung jawab sesuai dengan perbuatannya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Sampang, Amrin Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya tidak tahu tentang dugaan tuyul digital. Sebab, ia belum menjabat sebagai Kepala Diskominfo Sampang pada 2022.
Baca Juga: RSUD Lawang Manfaatkan Anggaran DBHCHT untuk Tingkatkan Fasilitas Kesehatan
"Kalau DBHCHT 2022 lalu dan tentang tuyul digital saya tidak tahu, saya belum menjabat Kadis," ucapnya singkat ketika ditemui di ruang kerjanya. (tam/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News