SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pihak berwenang China telah mengubah hingga menutup ratusan masjid di wilayah utara Gansu dan Ningxia. Wilayah tersebut merupakan rumah bagi populasi Muslim tertinggi di China setelah Xinjiang.
Langkah China sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menghilangkan agama minoritas di China.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 28 November 2024
Partai Komunis China (PKC) telah lama mempertahankan cengkeraman ketat terhadap agama dan etnis minoritas di China.
Pada masa kepemimpinan Xi Jinping tahun 2016, diserukan sinisasi terhadap agama-agam China, kecepatan dan intensitas perubahan masjid telah meningkat.
Pada bulan April 2018, Beijing mengeluarkan arahan yang menyatakan bahwa pejabat pemerintah harus mengontrol secara ketat pembangunan dan tata letak tempat kegiatan ibadah.
Baca Juga: Resep Wedang Jahe Serai, Minuman Tradisional Penghangat Tubuh
Para peneliti di Human Rights Watch (HRW) melakukan pengkajian kebijakan konsolidasi masjid di dua desa di Ningxia. Hasilnya ditemukan bahwa antara tahun 2019 dan 2021, kubah serta menara telah dipindahkan ketujuh masjid.
Empat dari masjid tersebut diubah secara signifikan, tiga bangunan utama diratakan dan salah satu tempat wudhu diubah.
Hannah Theaker, dosen di Universitas Plymouth juga meneliti topik tersebut bersama David Stroup dari Universitas Manchester. Mereka mengatakan bahwa penghapusan fasilitas wudhu adalah sebuah cara untuk memastikan tempat ibadah tidak dapat digunakan.
Baca Juga: 5 Manfaat Minum Rendaman Air Nanas untuk Kesehatan Tubuh
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News