JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Nama lengkapnya KH Abdul Hakim Mahfudz. Akrab dipanggil Gus Kikin. Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur itu kini ditunjuk PBNU sebagai Pj Ketua PWNU Jawa Timur. Gus Kikin yang juga menjabat salah satu ketua PBNU itu menggantikan KH Marzuki Mustamar yang diberhentikan oleh PBNU.
Siapa Gus Kikin? Bagaimana backgroundnya? Gus Kikin adalah cicit pendiri NU, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Hadratussyaikh, selain pendiri NU juga pendiri Pesantren Tebuireng Jombang.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Dalam peta nasional, Hadratussyaikh dikenal sebagai ulama pemersatu umat dan pejuang kemerdekaan RI. Bahkan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia selalu berkonsultasi dengan Hadratussyaikh. Diantaranya Soekarno, Jenderal Soedirman, Bung Tomo dan para pejuang lainnya.
Tak aneh jika Pesantren Tebuireng menjadi markas perjuangan kemerdekaan RI. Beberapa kali Pesantren Tebuireng diserang tentara Jepang dan Belanda. Bangunan pesantren dirusak. Bahkan Hadratussyaikh sendiri sempat disiksa dan dipenjara.
Pesantren Tebuirerng memang pesantren para pejuang. Semua keluarga Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari – termasuk para santri Tebuireng - terlibat dalam perjuangan kemerdekaan RI. Mereka antara lain: KH Abdul Wahid Hasyim (putra Hadratussyaikh), KH Muhammad Yusuf Hasyim (juga putra), KH Abdul Choliq (juga putra), KH Abdul Karim (juga putra), Nyai Hj Khoiriyah Hasyim (putri Hadratussyaikh) dan keluarga lainnya.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Presiden Soekarno pun menetapkan Hadratussyaikh sebagai pahlawan nasional pada 17 Nopember 17 Nopember 1964 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 294 November 1964.
Begitu KH Abdul Wahid Hasyim, putra Hadratussyaikh. Presiden Soekarno menobatkan Kiai Abdul Wahid Hasyim sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 206 Tahun 1964, 28 April 1964.
Gus Kikin adalah putra pasangan KH Mahfud Ali-Nyai Hj Abidah Ma’shum. Dilansir Tebuireng Online, Nyai Hj. Abidah Ma’shum adalah tokoh perempuan Indonesia yang sangat besar kiprah serta jasanya bagi dunia pesantren dan bangsa Indonesia.
Baca Juga: Sah, Gus Kikin Terpilih jadi Ketua PWNU Jatim dengan Dukungan 88 Persen
Nyai Abidah adalah putri pertama dari pasangan KH. Ma’shum Ali dan Nyai Khoiriyah Hasyim. Sementara Nyai Khoiriyah adalah putri pasangan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari dan Nyai Hj. Nafiqoh. Beliau adalah putri pertama dari 10 bersaudara.
Berkat perjuangannya, Nyai Abidah Ma’shum dijuluki sebagai “Ibu Kartini dari Jombang”. Julukan itu termaktub dalam buku berjudul “Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia” yang ditulis Eka Srimulyani dari Universitas Amsterdam.
Nyai Abidah memang pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia aktif memimpin masyarakat, mengkader para santri putri agar kelak siap menjadi Ibu Nyai melalui dunia pendidikan, dan juga melalui dunia politik.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
Sedangkan KH. Ma’shum Ali adalah salah seorang santri kesayangan Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Berkat kecerdasan dan kealimannya yang luar biasa, Kiai Ma’shum Ali kemudian dinikahkan oleh putri pertama Hadratussyaikh, yakni Nyai Khoiriyah Hasyim.
Jadi Gus Kikin adalah cicit Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari.
Sebelum diangkat sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng - menggantikan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) - Gus Kikin sempat aktif dalam bisnis. Gus Kikin bahkan tergolong sebagai pengusaha sukses. Terutama dalam bidang minyak dan gas bumi. Gus Kikin disebut-sebut sebagai pemilik PT Energi Mineral Langgeng (EML), perusahaan migas nasional yang diberi amanat mengelola South East Madura Blok. (MMA)
Baca Juga: Konferwil XVIII Resmi Dibuka, Gus Kikin: PWNU Jatim Siap Optimalkan Potensi dan Tradisi Pesantren
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News