KOTA KEDIRI,BANGSAONLINE.com- Pj Wali Kota Kediri, Zanariah, meninjau pemberian imunisasi polio, di Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Senin (15/1/2024).
Ia menjelaskan jika Indonesia menerima sertifikat bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di Regional South East Asia Region (SEARO) sejak 2004.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Hal ini tidak lepas dari perjuangan panjang dari program imunisasi yang dilakukan Pemerintah hingga saat ini.
Komitmen ini juga terus dijaga dan diupayakan seoptimal mungkin guna membasmi penyakit polio di tahun 2026.
Namun, bukan berarti bebas polio, virus ini sudah musnah dari muka bumi. Anak-anak masih aman karena memiliki tameng imunisasi sehingga terbentuk herd immunity.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
"Polio ini bak mati suri mereka masih ada di sekitar kita dan bisa muncul sewaktu-waktu jika ada triggernya. Seperti rendahnya cakupan imunisasi dan kurangnya penerapan hidup bersih dan sehat. Makanya imunisasi polio lengkap tetap harus dijalankan dan sejak dini anak-anak diajarkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Zanariah.
Pada bulan Desember 2023 telah ditemukan 2 kasus terkonfirmasi positif polio dan 1 kasus pada bulan Januari 2024.
Temuan ini cukup mengagetkan karena sudah satu dekade Indonesia aman dari kasus polio.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Dari kejadian luar biasa (KLB) ini pemerintah mengambil langkah strategis pencegahan melalui kegiatan Sub PIN Polio yang diselenggarakan serentak mulai hari ini di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Kegiatan ini dilaksanakan dua sesi, yaitu 15-21 Januari dan 19-25 Februari bertempat di seluruh Posyandu, Puskesmas, dan Sekolah yang telah ditetapkan.
"Di Kota Kediri sebanyak 33.272 anak dengan target cakupan 95 persen. Jumlah ini akan terus bertambah karena nantinya kita tidak melihat status apakah anak ini asli Kota Kediri, pendatang, ataupun tamu saat melaksanakan imunisasi berlangsung. Ini tantangan besar bagi kita untuk bisa menekan kasus polio di Indonesia," jelas Zanariah.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Pj Wali Kota Kediri menambahkan dalam menyukseskan Sub PIN Polio ini Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri.
Para orang tua juga harus mendukung dan berperan aktif mengajak anak-anaknya mendapat imunisasi. Di mana imunisasi ini tidak dipungut biaya atau gratis.
Pemkot Kediri tidak hanya menaruh perhatian lebih pada capaian cakupan imunisasi, tetapi juga memastikan kondisi sanitasi masyarakat terjaga kebersihannya.
Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang
Seluruh masyarakat diajak untuk terus peduli pada kesehatan lingkungan terutama penerapan hidup bersih dan sehat.
"Manfaatkan kesempatan baik ini untuk melindungi anak-anak kita jangan sampai polio merenggut keceriaan dan kesempatan meraih cita-cita. Apabila ditemukan tanda-tanda kasus lumpuh layu mendadak pada anak segera laporkan ke petugas kesehatan atau kader Posyandu. Sekali lagi polio tidak dapat diobati namun bisa dicegah dengan imunisasi," imbuhnya.
Turut mendampingi, Sekretaris Daerah Bagus Alit, Asisten Pemerintahan dan Kesra Mandung Sulaksono, Pj Ketua TP PKK Novita Bagus Alit, Camat, perwakilan Dinas Kesehatan, dan tamu undangan lainnya.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Ketua TP-PKK Kabupaten Kediri Usung Subtema Perempuan Berbudaya
Pemberian imunisasi itu sendiri dilakukan dalam acara Pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio.
Pemberian imunisasi polio ini diperuntukkan bagi anak usia dibawah 8 tahun dengan dua kali pemberian tetes polio pada bulan Januari dan Februari 2024. (uji/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News