JAKARTA, BANGSAONLINE.com - PT Pertamina menyatakan harga Pertalite sekitar Rp 8.700 per liter. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi itu menawarkan harga promo sekitar Rp 8.400 per liter saat peluncuran uji pasar.
"Harga sekitar Rp 8.700," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang, saat meluncurkan uji coba pasar Pertalite, di SPBU 31.10202, Jalan Abdul Muis Jakarta Pusat Jumat (24/7).
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
Menurut Bambang, Pertamina belum untung menjual Pertalite dengan harga Rp 8.400 per liter. Harga tersebut hanya mampu menutupi biaya produksi. "Malah tidak untung dulu, ini promosi. Break Even Point saja," kata Bambang.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto, mengatakan, Pertamina akan melihat daya beli masyarakat dalam menetapkan harga Pertalite, dengan posisi lebih mahal dari Premium dan lebih murah dari Pertamax.
"Pertama penetapan harga sebenarnya diukur bagaimana manfaat produk terhadap daya beli masyarakat. Kami cari titik temunya, ini RON 90 yang ditempatkan di antara RON 88 dan 92," kata Bambang.
Baca Juga: SKK Migas Teken Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Amanah dan Melati
Vice President Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro mengungkapkan harga Pertalite Rp 8.400 diberikan agar masyarakat bisa menjangkau BBM yang kualitasnya lebih baik dari Premium tersebut. "Masyarakat bisa rasakan apa yang ditawarkan," kata Wianda.
Namun dia mengaku, Pertamina akan melakukan uji pasar terlebih dahulu serta menerima masukan dari masyarakat terkait BBM baru ini.
PT Pertamina menegaskan produksi dan pemasaran Pertalite tidak akan berpengaruh besar terhadap impor bahan bakar minyak (BBM). Distribusi bahan bakar Ron 90 ini juga dipastikan tak akan mengganggu pasokan jenis BBM pendahulunya, Premium dan Pertamax.
Baca Juga: PRPP Sabet Patra Nirbhaya Karya Pratama
"Dengan (menjual) Premium saja impornya kan sudah cukup tinggi, per bulannya sekitar 9 juta barel. Jadi ini tidak ada pengaruh yang terlalu besar terhadap jenis-jenis impor seperti itu," ujar Wianda Pusponegoro.
Menurut Wianda, dalam beberapa minggu ke depan volume distribusi Pertalite masih sangat terbatas karena masih dalam tahap uji pasar. Namun, seiring dengan animo masyarakat yang diyakini tinggi, produksi Pertalite akan ditingkatkan di kilang-kilang milik Pertamina.
"Karena kami memang punya program untuk refinary development master plan. Jadi tidak hanya menghasilkan Ron 92 lebih baynak tapi juga nanti salah satunya Ron 90," tuturnya. (lpt/cni/ns)
Baca Juga: Pelayanan SPBU Mulung Tuban Tak Profesional, Pertamina Siap Turun Tangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News