Oleh: Dr. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr KH A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir munpuni juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Kiai yang selalu berpenampilan santai ini juga Ketua Dewan Masyayikh Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Abiya: 34-35. Selamat mengaji serial tafsir yang banyak diminati pembaca ini:
UJIAN ENAK DAN UJIAN TIDAK ENAK
“Wanablukum bi al-syarr wa al-khair fitnah”. Kemudian Tuhan memberi ujian untuk dilihat hasil dan prestasi masing-masing. Mana nafs yang lulus dan mana yang gagal. Materi ujinya ada yang berupa “al-syarr”, hal yang tidak enak, yang buruk, yang menyengsarakan. Dan ada yang bersifat “al-khair”, yang enak-enak yang nyaman-nyaman, yang menyenangkan.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Di antara hamba Tuhan ada yang diuji dengan kemiskinan, hidup sengsara bahkan ditakdir sakit berkepanjangan. Tapi mampu bersabar dan menerima ujian itu dengan suka hati. Dia tetap bersimpuh dan makin bersimpuh di hadapan Tuhan. Ingat Nabi Ayyub A.S. yag diuji kemiskinan dan penyakitan, tapi tetap tersenyum ikhlas di hadapan Tuhan.
Seperti seorang sahabat bernama Imran ibn Hashin yang diuji menderita sakit selama tiga puluh tahun, berbaring di atas ranjang, hingga kurus dan memilukan. Beberapa sahabat membezuk. Mereka meneteskan air mata.
Tapi Sahabat Imran ibn Hashin langsung menegur para sahabat yang membezuk itu. ”Kenapa kalian menangis. Jika Tuhan rela dengan sakit saya ini, maka saya juga rela. Janganlah air mata kalian mengganggu kerelaan saya kepada-Nya,” kata Sahabat Imran Ibn Hashin.
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
Manusia sabar macam ini, kelak surganya VVIP.
Ada yang diuji dengan kenikmatan, sehat, rejeki berlimpah, pangkat tinggi, terhormat di masyarakat. Wah, justeru ini yang lebih berbahaya. Ujian macam ini yang membuat kebanyakan orang terlena dan bahkan ada yang malah merasa disanjung Tuhan. Padahal, tujuan ujian ini agar manusia lebih bisa bersyukur.
Kebalikan dengan mereka yang diuji tidak enak, agar bersabar. Dan sudah menjadi rahasia umum, bahwa manusia lebih bisa bersabar dan banyak yang lulus ketika diuji Tuhan dengan ujian tidak enak, “bi al-syarr”.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Beberapa hamba-Nya malah mendekat dengan ujian in, malah meningkat kualitas taqwanya.
Tidak sama dengan mereka yang diuji dengan ujian enak, “al-khair”, umumnya tumbang dan tidak lulus. Tanda seseorang yang tidak lulus diuji enak, antara lain: apabila kekayaan tersebut dijadikannya aset pamor dan kebanggaan. Termasuk untuk membeli barang-barang mewah, mubadzir yang tidak ada manfaatnya menurut agama. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News