KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Kediri di pada akhir tahun 2023 lalu, tumbuh stabil.
Kepala OJK Kediri, Bambang Supriyanto, dalam rilis yang diterima BANGSAONLINE.com, Selasa (6/2/2024, mengatakan, pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor Perbankan.
Baca Juga: Ngaku Tangan Kanan Wali Kota, Pria di Surabaya Bersama Rekannya Tipu 14 UMKM Warga Sememi
Tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan, dan peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektor Pasar Modal.
Menurutnya, kegiatan edukasi, inklusi, dan perlindungan konsumen, juga terus diperkuat melalui beragam kolaborasi.
Tujuannya untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan.
Baca Juga: Ajak UMKM Daftarkan HKI Merek Produk, Pemkot Kediri dan Pemprov Jatim Gelar Bimbingan dan Konsultasi
"Data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif baik pada penyaluran kredit maupun penghimpunan dana,"kata Bambang.
Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi November 2023, lanjut dia, tumbuh 9,28 persen (yoy) menjadi sebesar Rp80,18 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 62,33 persen dari total kredit.
Kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,07 persen yang cenderung menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: OJK Malang Blokir 8.500 Rekening Judol
Dijelaskan Bambang, bahwa penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih tertuju kepada 3 (tiga) sektor ekonomi utama.
Yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 26,06 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah, kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 22,48 persen, dan Industri Pengolahan sebesar 16,00 persen.
"Sementara itu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi November 2023 tumbuh sebesar 2,44 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp98,85 triliun,"terangnya.
Baca Juga: Banjir Bandang, Jalan Desa di Sepawon Kediri Putus
Masih menurut Bambang, bahwa pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari posisi bulan sebelumnya yang hanya meningkat 1,12 persen (yoy).
Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 62,93 persen dan 26,30 persen.
Pada November 2023, lanjutnya lagi, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 42,88 persen, dengan ketersediaan likuiditas yang memadai tercermin dari cash ratio sebesar 13,26 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 76,88 persen.
Baca Juga: Sudah Lengkap, Kepala Dan Kaki Korban Mutilasi Ngawi Dimakamkan Satu Liang Lahat
Tingkat inklusi pasar modal di wilayah kerja OJK Kediri, menurut Bambang, juga terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 18,89 persen (yoy) menjadi 490.988 SID.
Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 20,14 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 19,93 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 18,27 persen (yoy).
Tren nominal transaksi dan kepemilikan saham pada November 2023 (yoy) cenderung mengalami penurunan masing-masing sebesar 31,67 persen (yoy) dan 6,23 persen (yoy).
Baca Juga: Gusdurian Modjokutho Kediri, Gelar Haul Gus Dur ke-15 Bersama Anak-Anak Istimewa
"Penurunan nominal transaksi dan kepemilikan saham tersebut dikarenakan adanya penerbitan ragam instrumen investasi lain serta pemulihan pascapandemi yang mendorong masyarakat untuk melakukan perputaran uang untuk pengembangan usaha,"pungkasnya . (uji/van).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News