KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pada tahun 1970-an, petilasan atau pamuksan Raja Kediri, Sri Aji Joyoboyo, di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur banyak didatangi orang untuk ngalap berkah atau semedi. Orang-orang yang melakukan "lelaku" tersebut, biasanya tidak makan nasi.
Sunarsih, yang rumahnya sekitar 100 meter di sebelah barat petilasan atau Pamuksan Sri Aji Joyoboyo, melihat peluang emas tersebut.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Ia membuka warung pecel tanpa nasi yang terkenal dengan nama Warung Pecel Bek Kasih. Warung Pecel Bek Kasih ini cukup terkenal sejak tahun 70-an hingga sekarang.
Konon, menurut cerita, pecel tanpa nasi ini dulunya memang untuk melayani peziarah di petilasan atau pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang “ngrowot” atau boleh makan apa saja, selain nasi. Sehingga Warung Pecel Bek Kasih tersebut sampai sekarang terkenal dengan pecel kerupuk saja.
Pecel ini terdiri dari paduan sayuran seperti kenikir, bunga turi, bayam, kacang panjang, kecambah, dan diguyur sambal pecel di atasnya. Kemudian disediakan krupuk dibungkus plastik. Soal rasa, jangan ditanya, pasti lezat ketika sudah menyentuh lidah.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Andi Wahyudi, anak ke-4 Sunarsih, kini yang meneruskan usaha mendiang Ibunya itu. Sunarsih sendiri sudah meninggal dunia pada bulan Oktober 2023 lalu. Andi sudah menggantikan Ibunya untuk berjualan sejak beberapa tahun lalu, semenjak sang ibu sakit.
"Ibu saya meninggal dunia bulan Oktober tahun lalu (2023). Yang meneruskan berjualan pecel ini saya dibantu saudara saya. Resep pecel ini berasal dari Ibu saya," ucap Andi, Sabtu (10/2/2024).
Menurut Andi, harga untuk sepiring pecel sayur dan kerupuk Rp10.000, sedangkan minumannya berupa dawet, dengan harga Rp6.000/mangkok.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
"Selain itu juga ada camilan lain, yaitu tahu goreng dan ote-ote yang harganya rata-rata Rp2.000 per biji," imbuhnya.
Ditambahkan Andi, warung pecelnya buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB. Namun bila sebelum pukul 15.00 WIB sudah habis, maka warungnya akan ditutup.
Untuk pengunjung atau pelanggan warung ini tidak hanya datang dari Kediri saja, tapi juga ada yang dari luar kota seperti Surabaya, Jombang, Mojokerto, Malang, dan Kota lainnya.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
"Selain pelanggan yang khusus datang untuk membeli pecel, pengunjung warung saya ini juga banyak para peziarah di petilasan Sri Aji Joyoboyo atau Sendang Tirto Kamandanu. Mereka biasanya mampir ke sini setelah berziarah," pungkasnya. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News