SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dua dari tiga korban pembacokan di Jalan Diponegoro (Flyover) Banyu urip pada Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 4.00 WIB, sudah bisa pulang ke rumah.
Dua korban tersebut bernama Hendrawan (30), dan Arifin warga Banyu Urip Kidul diperbolehkan pulamng pada Senin (11/3/2024), sementara Yardin Winatoro (29) warga Banyu Urip Kidul VIII, belum bisa pulan lantaran luka yang dialami sangat kritis.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Saat dikonfirmasi di rumahnya oleh wartawan BANGSAONLINE.com, kedua korban menjelaskan apa yang terjadi pada Minggu (10/3/2024) dini hari.
Arifin dan Hendra saat itu setelah berpesta miras di kampungnya, kemudian ketiganya keluar hendak mencari makanan.
“Jadi pada saat itu kita bertiga mengendarai satu motor, untuk yang menyetir adalah Yardin wiantoro, saya ditengah dan Hendrawan dibelakang saya. Saat melintas di Jl. Diponegoro kita Putar balik di depan penampungan sampah samping pasar Pacar Kembang. Nah tiba-tiba ada beberapa anak muda lari sambil membawa celurit panjang langsung bacok kita,” ujar Arifin, Senin (11/3/2024).
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Setelah ketiganya dibacok oleh beberapa kelompok anak seusia 15 tahunan, lantas terjatuh dari motornya tepat di depan Indomaret Pasar Kembang menuju Fly Over Banyu Urip.
“Setelah kami dibacok kami jatuh, saya mengalami luka di pelipis mata kiri, Yardin wiantoro mengalami luka parah telinga kiri akan putus dan Hendrawan mengalami luka bacok di punggung kiri. Saat kami terjatuh sempat ada juru parkir di lokasi yang membantu kami berdiri,” tambah Arifin.
Sementara menurut Hendrawan, saat kejadian tersebut melihat pelaku membawa celurit panjang yang mencapai 1 meter.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Kekasih Lindawati Tersangka Pembunuhan Janda di Ngaglik Surabaya
Pelaku membacok ketiganya secara langsung dari depan korban Yardin wiantoro mengenai telinga, berlanjut ke belakang mengenai pelipis mata Arifin hingga sobek beberapa centimeter dan terakhir celurit menancap di punggung kiri Hendrawan.
“Sepengetahuan saya yang membacok satu yang masih anak anak, satu kali bacok kita bertiga bersimbah darah. Mengetahui saudara saya Yardin wiantoro mengalami luka parah hingga telinganya mau putus sehingga kita bertiga segera menuju rumah sakit terdekat William booth Wonokromo,” ujar Hendrawan.
Sesampainya di Rumah Sakit William Booth, ketiga korban hanya dilakukan pertolongan pertama, pihak rumah sakit tidak bisa melakukan tindakan medis lanjutan karena merupakan korban kriminalitas.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
“Jadi kami di RS William booth hanya diperban, bila Ingin penanganan medis harus lapor polisi dulu. Kita kemudian Ke Polsek Sawahan dari saya kita didampingi ke RS Surabaya Medical Service. Disana kita diserahkan ke anggota Polsek Tegalsari untuk penanganan lanjutan karena tempat kejadian ikut Wilayah hukumnya,” tambah Hermawan.
Atas kejadian tersebut, ketiga korban harus menyelesaikan administrasi yang dibebankan kepada masing-masing korban. Arifin mengalami luka jahitan pada bagian pelipis mata dan melakukan pembayaran sebesar Rp500 ribu.
“Kalau saya hanya 150 ribu, kalau mas Arifin membayar 500 ribu, sedangkan saudara saya keadaan kritis dan harus di operasi telinganya dan menghabiskan biaya hampir 17 juta. Semuanya kita lakukan pembayaran sendiri,” tutup Hendrawan. (rus/sis)
Baca Juga: Polisi Tunggu Hasil Autopsi Jasad Janda Dua Anak yang Tewas di Ngaglik Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News