MALANG, BANGSAONLINE.com - Tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WPB) Lapas Perempuan Kelas IIA Malang, disibukkan dengan pembuatan kue kering setiap harinya.
Peningkatan produksi kue tersebut, meningkat menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah dibandingkan hari biasanya.
Baca Juga: Pastikan Pelayanan Optimal, Kadivpas Kanwil Kemenkumham Jatim Tinjau Lapas Kelas I Malang
Salah satu WBP, Zaenab mengatakan, ada jenis kue yang tengah dibuat, yaitu nastar, kue kacang, kue emping, kue stroberi, kue kastengel dan kue coklat.
Selama satu minggu kebelakang ini, sudah mencapai 100 toples yang digarap.
"Alhamdulillah ekstra saat ini, pembuatan kue untuk selama Ramadan ada tambahan untuk kue kering, karena edisi lebaran," kata Zaenab, Senin (25/3/2024).
Baca Juga: Lagi! Penyelundupan Paket Ganja di Lapas Malang Digagalkan Petugas
Hasil produksi kue tersebut, dibeli oleh pegawai lapas atau keluarga dari para WBP itu sendiri. Setiap kue tersebut, dijual dengan harga Rp65.000 hingga Rp120.000.
Selain kue-kue tersebut, ternyata di griya kue tersebut terdapat kue yang laris terjual, yaitu tulban.
"Yang beli kue disini ada juga WBP yang pulang untuk oleh-oleh, kadang ada orang-orang studi tiru, untuk ulang tahun," kata Zaenab.
Baca Juga: Takjil Isi Sabu Gagal Masuk Lapas I Malang
Jika tidak Ramadhan, biasanya ketiga WBP tersebut hanya membuat kue berdasarkan pesanan saja.
"Kalau sekarang setiap hari produksi kue kering. Ini saja untuk tepung sudah banyak, kalau kue kering dihitungnya dari tepung, itu sekali beli satu karung, dan ini sudah (habis) satu karung, sekitar 25 kilogram," katanya.
Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih mengatakan, keterampilan pembuatan kue ini bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha. Mereka mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sesuai dengan minatnya.
Baca Juga: Kemenkumham Jatim Gandeng BPKP Optimalkan Fungsi SPIP
"Artinya, mereka berminat untuk selanjutnya dengan harapan setelah bebas nanti mereka bisa berwirausaha karena alasan mereka masuk kesini karena faktor ekonomi," tuturnya menjelaskan.
Ia berharap, para WBP nantinya memiliki modal berupa ilmu untuk berwirausaha dengan membuat kue kering. Selain itu, mereka juga diajarkan cara memasarkan produk yang telah dibuat.
"Jualannya tidak harus punya toko, sekarang bisa online dan sebagainya, untuk manajemen penjualan, kami juga berupaya memberikan pengetahuan tentang penjualan atau pemasaran," katanya. (rif)
Baca Juga: Kantor Imigrasi Malang Terima Kunjungan Studi Tiru Kearsipan Lapas Perempuan Kelas IIA Malang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News