PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Harlah ke-3 Majelis Ahbabun Nabi, Kecamatan Kadur, Pamekasan, dimeriahkan oleh 2 tokoh. Mereka adalah KH. M. Musleh Adnan, seorang penceramah yang cukup dikenal di Jawa Timur, bersama dengan Firman Syah Ali, Kepala Bidang (Kabid) Inovasi dan Teknologi (Inotek) Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jatim.
Dalam sambutannya, KH Musleh Adnan sempat menyebut bahwa Firman Syah Ali berasal dari Plakpak yang merupakan satu desa dengan Kiai Musleh Adnan. Menurut alumnus PP Nurul Jadid Paiton, Firman Syah Ali sebagai ahli riset dan ahli Inovasi, juga sangat di kenal di Pamekasan, “Gambarnya juga banyak tersebar di jalanan.”
Baca Juga: Pemprov Jatim Serahkan Penghargaan untuk Pemenang Agen Perubahan Terpuji 2024
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa perlu bijak dalam menanggapi kemajuan teknologi digital saat ini, “Di samping sangat bermanfaat untuk umat, kemajuan teknologi digital saat ini juga semakin berbahaya terutama bagi generasi muda Pamekasan.”
Di antara poin-poin berbahaya yang disebutkan oleh Kiai Musleh yaitu akan menimbulkan budaya malas di kalangan generasi muda. Lalu, kemaksiatan dan kebatilan semakin terbuka terang-terangan.
“Oleh karena itu, kita harus memerangi semua itu dengan serius. Kalau kebatilan dan maksiat berani terang-terangan, kenapa kebaikan juga tidak berani terang-terangan?” ujarnya saat memberikan tausiyah.
Baca Juga: Resmikan BRIDA Jatim, Gubernur Khofifah Minta OPD Pemprov Terbuka akan Data
Ia beranggapan, masyarakat saat ini tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi saat melakukan kebaikan, mengingat kemaksiatan yang semakin terang-terangan. Ia berharap, dengan melakukan kebaikan yang tampak, kemaksiatan yang semakin terang-terangan dapat tertandingi.
"Maksiat sudah berani terang-terangan, maka kita juga harus berani terang-terangan. Tidak usah takut dituduh riya', ini masalah keberlanjutan dan keberlangsungan syiar islam. Maka, bapak ibu, kalau menyumbang masjid tidak usah sembunyi-sembunyi pakai istilah hamba Allah segala, terang-terangan saja, umumkan kalau perlu, sebagai syiar. Ini zamannya sudah beda,” urai Pengasuh PP Nahdlatut Ta'limiyah Plakpak itu.
Selain Kiai Musleh dan Firman Syah Ali, harlah ke-3 Ahbabun Nabi Kadur juga turut dihadiri oleh pengasuh dari berbagai pesantren, di antaranya KH. Abdul Hakam Masduqi (Pengasuh Ponpes Cendana Mubarok Kadur), dan KH. Moh Fahrur Rozi Musyaffa (Penceramah Agama).
Baca Juga: Inotek Award 2023, Khofifah Dorong Percepatan Inovasi dan Teknologi Berdampak untuk Masyarakat
Lalu, KH. Ubaidillah Basith Muntaha (Pengasuh Ponpes Darul Jihad Cendana Kadur), KH. Faruq Basith Muntaha Kadur, Kiai Mas'odi Zayyadi, Kyai Halim Zayyadi, Kyai Hilalul Haromain, Kyai Abd Hamid Baidowi, KH. Muhammad Busro Hasyim, Kyai Anis Makmun, Kyai Ali Makki Holil, serta Pimpinan Majelis Sholawat Ahbabun Nabi Ustad Amiruddin Sindro. (msn/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News