Desakan Mundur untuk Gus Yahya Kian Menguat, Ini Kata Gus Rosikh

Desakan Mundur untuk Gus Yahya Kian Menguat, Ini Kata Gus Rosikh Warga Nahdliyin di salah satu daerah yang protes atas keputusan Ketum PBNU, Gus Yahnya karena mengundang seorang pro-Zionis, Peter Berkowitz, sebagai pembicara dalam pelatihan kader.

JAKARATA, BANGSAONLINE.com – Gelombang protes dari kalangan Nahdliyin menuntut mundur Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf kian menguat.

Pengasuh Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Achmad Rosikh Roghibi atau lebih akrab dipanggil Gus Rosikh menyampaikan bahwa sejak awal kepemimpinan Gus Yahya selalu memicu gejolak.

“Sejak awal, kepemimpinannya Gus Yahya memicu gejolak. Narasi membawa NU sebagai juru damai dunia berbanding terbalik dengan kegaduhan internal. Kami merasa NU sedang kehilangan arah dan nurani,” ujar Gus Rosikh, Jumat (29/8/2025).

Sejak terpilih pada akhir 2021, Gus Yahya dinilai gagal menjaga marwah NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Beberapa kasus sejak kepemimpinan Gus Yahya mulai dari dugaan korupsi izin tambang yang menjerat mantan Bendahara Umum PBNU, Mardani H. Maming; kasus kuota haji yang menyeret Ketua PBNU, Isfah Abidal Azis; hingga polemik keterlibatan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mantan Ketua Umum GP Ansor, dalam dugaan konflik kepentingan.

Puncak kegelisahan warga NU kali ini, kata Gus Rosikh, terjadi saat PBNU menghadirkan akademisi pro-Zionis, Peter Berkowitz, sebagai pembicara dalam pelatihan kader. Keputusan ini dianggap menohok perasaan umat Islam di tengah tragedi genosida Palestina.

Keputusan menghadirkan Berkowitz juga diperparah dengan posisinya sebagai narasumber di Universitas Indonesia, di mana Gus Yahya menjabat Ketua Majelis Wali Amanat (MWA). Publik menilai ada benturan moral antara amanat keagamaan dan jejaring akademik internasional.

Sejumlah analis menilai, skandal ini telah membuat kepercayaan publik terhadap PBNU berada di titik paling rapuh. Organisasi yang selama ini menjadi jangkar keteduhan bangsa, kini dinilai membuka ruang bagi kegaduhan.

Meski PBNU belum memberikan pernyataan resmi, desakan mundur terhadap Gus Yahya semakin masif. Beberapa kalangan mendorong rekonsiliasi internal, sementara lainnya menuntut perubahan kepemimpinan untuk mengembalikan wibawa NU. (uzi/msn)