SLEMAN,BANGSAONLINE.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPwBI) menggelar media gathering yang diikuti puluhan wartawan se-Jatim.
Acara digelar selama dua hari. Mulai tanggal 26-27 Juli 2024 di sebuah Hotel di Yogyakarta dan di Pendopo Desa Penting Sari di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: TNI-Polri Apresiasi Kesiapan Posko Nataru di Pelabuhan Tanjung Perak, Ini Kata Pj Gubernur Jatim
Kegiatan bertema Capacity Building Media Gathering ini, bertujuan untuk mengedukasi jurnalis dengan meningkatkan kemampuan pengetahuan di bidang ilmu ekonomi perbankan.
Acara Capacity Building dan Media Gathering ini menghadirkan narasumber Para Ekonom atau Analis Ekonomi Bank Indonesia yang memaparkan materitentang Kebijakan Intensif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan Rasio Pendanaan Luar Negri (RPLN).
Pemaknaan Indikator Makroekonomi Hasil Survei Bank Indonesia serta Strategi Pengendalian Inflasi Wilayah Jawa.
Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk diskusi dan pertukaran ide di antara para peserta.
Diharapkan, kegiatan ini dapat memperkuat koordinasi dan sinergi antara Bank Indonesia dan para pemangku kepentingan dalam memajukan perekonomian Jawa Timur.
Kepala KPwBI Provinsi Jatim, Erwin Gunawan Hutapea, dalam sambutanya mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 20 jurnalis media televisi, 10 jurnalis media radio, 12 media cetak serta 25 media online.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024 di Kota Madiun, Pj Gubernur Jatim Tekankan Rasa Kepedulian Sosial
Menurut Erwin, para pekerja media yang mengikuti kegiatan Capacity Building Media Gathering dianggap selama ini telah berkontribusi saling bahu membahu membantu Bank Indonesia mengkomunikasikan kebijakan kebijakan ke masyarakat.
"Serta turut memviralkan berita berita dan kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Karena tanpa bapak ibu semua gaung kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia dan implementasi kebijakan kebijakan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia tentunya beritanya tidak seluas yang diterima oleh masyarakat. Karena itu kita memberikan apresiasi," terangnya, saat membuka acara Jumat 26 Juli 2024 malam di sebuah hotel di Yogyakarta.
"Kami merasa bahwa secara berkesinambungan kita perlu untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk terus mengupdate kapasitas kawan kawan jurnalis. Agar kawan kawan media juga dapat memahami kebijakan kebijakan Bank Indonesia. Bagaimana indikator indikator ekonomi sehingga dapat memberitakan informasi secara tepat ke masyarakat," tandasnya.
Baca Juga: Ini Harapan Pj Gubernur Adhy saat Peresmian Taman Edukasi Bencana BPBD Jatim
Sementara itu, Direktur Departemen Kebijakan Makro Prudensial, Nugroho Joko Prastowo, salah satu nara sumber acara Capacity Building dan Media Gathering, menjelaskan terkait dampak dari kebijakan makroprudensial.
Menurutnya, kebijakan makro prudensial terbaru memiliki dampak positif yang signifikan tidak hanya di pusat, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.
Meskipun kantor pusat kebijakan berada di Jakarta, implementasinya memberikan efek yang luas.
Baca Juga: Audiensi dengan BMKG, Pj Guberrnur Adhy: Jatim Mulai Modifikasi Cuaca hingga 22 Desember 2024
Proyek-proyek penting dan penyaluran kredit dilakukan di daerah-daerah, seperti pengembangan nikel di Sulawesi dan hilirisasi pangan sawit di Sumatra, yang mendapatkan insentif dari kebijakan ini.
Kebijakan ini, lanjutnya, memotivasi bank-bank di Jakarta untuk lebih aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor berpotensi insentif. Dampak insentif tidak hanya dirasakan di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah lokasi proyek.
Contohnya, smelter di Gresik mendapat insentif yang memacu kegiatan hilirisasi di Jawa Timur.
Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender
Hal ini diharapkan mendorong industri lokal dan ekonomi regional.
Nugroho menegaskan bahwa kebijakan makroprudensial ini bertujuan untuk menciptakan efek rembesan positif.
Manfaatnya dirasakan tidak hanya oleh bank-bank yang mendapat insentif, tetapi juga masyarakat dan ekonomi daerah.
Baca Juga: Peringatan Harkodia di Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pilar Utama Pencegahan Korupsi
Dengan demikian, kebijakan ini mengoptimalkan potensi daerah, mengembangkan sektor strategis, dan berkontribusi pada kemajuan ekonomi nasional.
"Kebijakan makro prudensial memperkuat ekonomi daerah, menciptakan peluang, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan, " tegas Nugroho.(uji/van).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News