SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tiga perguruan tinggi terkemuka dunia melakukan kerjasama untuk memberi solusi bagi penanganan banjir kota Surabaya. Tiga perguruan tinggi itu adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Queensland University of Technology (QUT) Brisbane Australia dan University of Technology Sydney (UTS) Ultimo Australia.
Agus Muhamad Hatta, ST, MSi, PhD, Wakil Rektor ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian berharap kerja sama lanjutan antara tiga perguruan tinggi ini tidak berhenti sampai di sini.
Baca Juga: Minimalisasi Kecelakaan Kerja, ITS Gagas Revolusi Keselamatan Lewat Teknologi Digital
“Semoga hasil dari kolaborasi riset ini bermanfaat bagi kita semua,” katanya di Hotel Bumi, Surabaya, Senin (5/8).
Associate Professor dari QUT, Dr Connie Susilawati menyebut kerja sama ini terjadi karena adanya kesempatan pengajuan proposal KONEKSI, program inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia. Program ini memungkinkan dilakukannya penelitian yang juga merupakan ajang kerja sama bilateral antara Indonesia dan Australia dengan Kota Surabaya sebagai objek penelitian.
Dosen Faculty of Business and Law School of Economics & Finance QUT itu menuturkan bahwa kerja sama penelitian ini sudah dilakukan sejak 7 Agustus 2023 lalu. Tujuannya untuk memperkuat pondasi Kota Surabaya dalam menangani banjir. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengambilan sampel terhadap enam studi kasus yang berasal dari enam kelurahan berbeda di Kota Surabaya.
Baca Juga: Baru Dilantik, Dirjen Diktisaintek Langsung Hadiri Kegiatan Sekolah Kepemimpinan di ITS
Connie menyebut, penelitian ini terdiri atas tujuh fase yang meliputi kajian literatur, perizinan, pilot studi, pengumpulan data, pengolahan data, dan diseminasi.
“Dari ketujuh fase tersebut, terciptalah beberapa hasil dan rekomendasi bagi Kota Surabaya,” terang Connie.
Sedangkan dosen Teknik Sipil ITS, Dr Farida Rachmawati, ST, MT, mengatakan salah satu rekomendasi dari penelitian ini adalah dengan mengembangkan informasi banjir yang mencakup pengetahuan umum dan detail khusus dalam menanganinya. Informasi ini sangat penting, khususnya bagi masyarakat rentan yang menjadi fokusan dalam penelitian ini.
Baca Juga: Mahasiswa ITS Berhasil Hadirkan Alat Deteksi Gula Darah Non-Invasif
Pengembangan informasi banjir juga dapat ditunjang dengan adanya pelatihan kesiapsiagaan. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan dengan fokus mempersiapkan masyarakat, khususnya kelompok rentan dalam menghadapi banjir.
“Dengan adanya pelatihan ini risiko akibat adanya banjir bisa menjadi lebih kecil,” kata Farida.
Selain dua rekomendasi tersebut, Farida juga menyebut penelitian ini merekomendasikan peran pemerintah dalam mendukung kelompok rentan saat banjir. Dukungan tersebut dapat disempurnakan dengan adanya keterlibatan kelompok rentan dalam program ketahanan bencana yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya serta pengambilan keputusan mengenai banjir.
Baca Juga: Pertemuan Wali Kota Surabaya dengan Kepala BBWS Brantas, Siapkan Langkah Atasi Banjir
Untuk mempermudah pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi tersebut, didapatkan beberapa data penunjang hasil dari penelitian ini. Contohnya adalah data sekunder berupa pemetaan terhadap lama durasi, tinggi banjir, dan kondisi demografis kerentanan masyarakat pada objek amatan. Data-data yang sudah didapatkan diharap dapat membantu Pemkot Surabaya dalam memperkuat ketahanan menghadapi banjir.
Dosen yang tergabung dalam Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) tersebut menyebut, dengan adanya penelitian ini, besar harapan bahwa hasil rekomendasi yang didiseminasikan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Penelitian ini juga diharapkan dapat membuahkan penelitian lanjutan dengan output yang dapat menjawab pertanyaan lebih advance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News