TUBAN, BANGSAONLINE.com - Program kesehatan di Kabupaten Tuban dalam menangani pemberdayaan masyarakat terutama untuk menyelamatkan ibu dan anak dari kematian ternyata sudah menjadi percontohan bagi dinas kesehatan di daerah lain.
Terbukti, pada Rabu (2/9) hingga Kamis (3/9) besok, Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban telah diundang Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur untuk berbagi inovasi terkait gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Hotel Novotel Ngagel Surabaya yang diikuti Kementerian Kesehatan, USAID, Dinkes Provinsi, Diknes Kota/Kabupaten se-Jatim dan forum masyarakat madani serta Bappemas.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
“Pada momen ini saya telah presentasi tentang program Dinkes Tuban, yakni Klinci Ani dan Pustaka Ani.” ungkap Kepala Dinkes Tuban, dr. Saiful Hadi pada BANGSAONLINE.com, Rabu (2/9) malam.
Dijelaskan Saiful, klinik cinta anak dan ibu (Klinci Ani) serta puskesmas tanggap kegawat daruratan anak dan ibu (Pustaka Ani) merupakan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Terutama peran seorang bidan dan kader posyandu untuk menyelamatkan ibu dan anak dari kematian. Dengan melibatkan PKK dan forum madani, seperti organisasi masyarakat (ormas) fayatat NU, aisiyah Muhammadiyah dan tokoh masyarakat, maka program tersebut dapat berjalan.
“Semua elemen perlu dilibatkan, sebab bila tidak ada kerjasama maka program ini tidak berjalan secara maksimal. Sehingga, untuk menyukseskan program ini di Dinkes Tuban sudah melakukan kerjasama dengan PKK, Fayatat, Aisiyah maupun tokoh masyarakat,” bebernya pria alumni UNAIR Surabaya ini.
Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024
Saiful menambahkan, program ini diterapkan di wilayah Tuban, karena untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas terutama dalam mendeteksi dini resiko ibu hamil. Ini ditekankan supaya ibu hamil dan bayi mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat.
“Yang ikut menyampaikan pengalaman terbaiknya dalam workshop ini ada 7 kabupaten di Jatim, salah satunya Tuban. Semoga ke depan adanya program ini kematian ibu dan bayi yang sudah rendah tetap dapat dipertahankan,” tutup kepala dinas yang juga mantan jurnalis cetak ini. (wan/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News