Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya Peringatan Hari Santri Nasional 2024 di Tugu Pahlawan disemarakkan dengan drama kolosal resolusi jihad yang digelar PCNU Kota Surabaya

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Ribuan warga ikut memeriahkan puncak peringatan (HSN) yang digelar di , , Selasa (30/10/2024) malam.

Selain menggelar istigasah dan doa bersama, peringatan HSN juga dimeriahkan dengan Pertunjukan Drama Kolosal bertajuk ' fii Sabilillah'.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

Drama Kolosal yang naskahnya disusun berdasarkan buku 'Sejarah NU, Perang Sabil di Tahun 1945' karya Riadi Ngasiran.

Sejarawan NU ini, sekaligus sebagai Supervisor Naskah yang disutradarai Heri Prasetyo Lentho, bersama Khwarizmi Aslamriadi, aktivis Teater Hampa dan Lesbumi NU Kota Malang sebagai Asisten Sutradara.

Didukung para seniman Nahdliyin, serta para aktivis Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU di . Bersifat kolosal karena melibatkan para santri dan murid-murid Madrasah dan sekolah di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma'arif Kota .

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

Ketua , Ir H Masduki Toha mengaku sangat berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung terselenggatanya acara tersebut. Menurutnya, berkat kekompakan warga nahdliyin dan para pengurus , rangakaian peringatan HSN sejak beberapa hari berselang hingga puncak acaranya bisa terlaksana.

Gus Duki, sapaan akrab mantan Wakil Ketua DPRD tersebut bersyukur diberi kepercayaan lebih oleh untuk menggelar berbagai kegiatan memeriahkan HSN. Termasuk mementaskan .

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

"Kami mendapat amanah untuk mementaskan Drama Kolosal menandai peristiwa bersejarah NU, tanggal 22 Oktober 1945, yang kini ditetapkan sebagai ," tuturnya di lokasi peringatan HSN, Selasa malam (22/10/2024).

Selain pementasan , lanjut Gus Duki, juga me-launching website pesantren surabaya yang digawangi oleh Lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI).

"Ini sebuah langkah progresif dimana kalangan nahdliyin sudah cukup melek dengan perkembangan teknologi dan akan terus kita kembangkan," katanya.

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Dia menerangkan, berbagai kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama () Kota , merupakan rangkaian dari berbagai aktivitas, ziarah muassis (pendiri) NU dan Pejuang Kemerdekaan di

Juga diadakan bakti sosial, talk show tentang hukum dan keluarga masalah yang dilaksanakan lembaga-lembaga dan badan otonom (Banom) di lingkungan Kota .

"Kami berharap semua warga bangsa dan anak bangsa, tetap berani membela kepentingan bangsa dan negara di masa kini dan masa mendatang. Identitas sebagai bangsa yang merdeka harus menjadi bagian inspirasi kita berjihad di medan pengabdian di masyarakat," tutur Gus Duki.

Momentum Bersejarah

Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak

Menurut Riadi Ngasiran, yang juga Tim Kerja Prasasti Monumen NU di , peringatan sebagai bagian penting menanamkan nilai-nilai sejarah bagi masyarakat, terutama generasi muda.

"Dengan penanaman nilai-nilai sejarah itu, kelak masyarakat dan generasi muda paham akan eksistensi dan hati dirinya sebagai bangsa yang merdeka," tutur Tim Kerja Museum Nahdlatul Ulama ini.

Dijelaskan dalam buku " Nahdlatul Ulama dan Perang Sabil di Tahun 1945", tentang rentetan NU hingga terjadinya Pertempuran 10 November 1945 yang menghebohkan dunia.

Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah

Pertempuran 10 November 1945 di , tak lepas dari peran serta pelbagai elemen masyarakat secara luas, termasuk di antaranya kaum santri, kiai dan orang-orang pesantren. Mereka secara organik tergabung dalam Laskar Hizbullah (beranggotakan santri), Laskar Sabilillah (beranggotakan kiai-kiai), yang terpanggil atas adanya Fatwa Jihad dari Kiai Muhammad Hasyim Asy'ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) dan menjadi pijakan keputusan ketika mengeluarkan NU pada tanggal 22 Oktober 1945.

Laskar Hizbullah merupakan laskar beranggotakan santri, yang ketika zaman pendudukan Jepang (1944) telah dilatih dan digembleng di Cibarusah, dekat Bogor, seiring dengan terbentuknya tentara Pembela Tanah Air (PETA). Sehingga, ketika Bumi Pertiwi Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 mengalami ancaman dari Sekutu yang diboncengi tentara NICA (Belanda) maka darah para santri pun mendidih bersama Arek-Arek .

Keterikatan spiritual antara Fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy'ari (Bapak Umat Islam Indonesia) dan NU -- sebagai panggilan berjihad dan Perang Sabil bagi para santri dan kiai pesantren-- terbukti ketika Bung Tomo dalam setiap pidato radio yang meledak-ledak untuk mengobarkan semangat juang Arek-Arek , selalu diawali dengan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahiim) dan Takbir (Allahu akbar) tiga kali.

Baca Juga: 3 Kontroversi yang Membuat Publik Sangsi soal Penangkapan Ivan Sugianto oleh Polisi

NU yang terbit pada tanggal 22 Oktober 1945 -- kini menjadi momentum peringatan -- menjadi katalisator Perang Sabil bagi kaum santri dan orang-orang pesantren pada Pertempuran 10 November 1945 di . (van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO