JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Suswono, politikus senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang kini menjadi Calon Wakil Gubernur Jakarta, mendapat kririk keras dari para tokoh Islam dan aktivis Islam. Termasuk para tokoh NU.
Suswono dianggap menghina atau melecehkan Nabi Muhammad SAW. Terutama karena mantan Menteri Pertanian itu dianggap “menganalogikan” Rasulullah dengan pemuda pengangguran.
Baca Juga: Haul ke-15 Gus Dur, Pisahkan Polri dari TNI untuk Tegakkan Demokrasi, Bukan Jadi Alat Kekuasaan
Salah satu tokoh NU yang memberikan kritik keras adalah Yenny Wahid, putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Menurut saya, itu sangat melecehkan. Yang pertama, yang dilecehkan tentu Rasulullah SAW. Rasulullah itu bukan pengangguran. Beliau pekerja keras sekali,” tegas Yenny Wahid.
“Karena kerja keras yang luar biasa itu kemudian beliau menjadi perhatian masyarakat Mekkah pada saat itu, sebagai orang yang sangat berprestasi, julukannya Al Amin, sangat bisa dipercaya, sebagai seorang pengusaha, sebagai seorang pedagang, luar biasa sekali track recordnya,” tambah Yenny Wahid dalam video yang kini beredar luas..
Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional
Karena itu, tegas Yenny, kalau Nabi Muhammad dianalogikan sebagai pengangguran, dirinya merasa sangat tersinggung sekali.
Kedua, kata Yenny, pernyataan Suswono itu merupakan pelecehan terhadap janda.
“Jadi ada tiga yang dilecehkan. Pertama, Rasulullah SAW. Kedua, (melecehkan) para janda. Yang ketiga, (melecehkan) institusi pernikahan,” ujar Yenny Wahid.
Baca Juga: Ketua DPW PKS Jatim Beri Ucapan Selamat ke Khofifah-Emil
“Janda ini dilecehkan karena bukan negara. Harusnya yang mengayomi pengangguran, memberikan pelatihan, falitasi agar mendapatkan pekerjaan, itu negara, bukan para janda yang harus mengayomi,” kata Yenny.
Menurut dia, janda biarkan mencari kebahagiannya sendiri. “Tidak kemudian dibebani dengan cara menikahi pengangguran. Itu tugasnya negara untuk mencarikan pekerjaan, diberikan pelatihan, diberikan pendidkan yang memadai kepada pemuda, Buatkan lapangan pekerjaan, ciptakan industri yang bisa menyerap tenaga kerja,” katanya.
Ketiga, kata Yenny Wahid, pernyataan Suswono itu melecehkan institusi pernikahan.
Baca Juga: PKS Jatim Sulap 1.040 RKI Jadi Posko Pemenangan Khofifah-Emil
“Jangan institusi pernikahan direduksi menjadi sebuah ikatan yang berlandaskan transaksi finansial,” ujar Yenny.
Menurut dia, kalau seorang janda kaya menikahi pemuda pengangguran itu transaksional sekali. Padahal, kata Yenny, pernikahan dalam pandangan Islam adalah karakteristik mawaddah warrahmah. Yaitu cinta kasih yang selalu menjadi pegangan kita semua.
“Saya kira pernyataan (Suswono) itu sangat melecehkan sekali ya,” kata Yenny.
Baca Juga: Gelar Flashmob, Cara Unik PKS Kabupaten Kediri Kampanyekan Jagonya
Seperti ramai diberitakan, Suswono melontarkan pernyataan soal janda kaya menikahi pria muda yang masih menganggur. Dia melontarkan pernyataan itu dalam agenda Bang Japar untuk Ridwan Kamil-Suswono di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Seperti dilansir Tempo, Suswono menyampaikan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono atau RIDO yang diklaim akan menyentuh semua kalangan, termasuk para janda miskin.
Pernyataan Suswono itu mendapatkan pertanyaan, bagaimana dengan janda kaya. Suswono pun menyebut agar janda kaya menikahi pemuda menganggur.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Dia mencontohkan kisah Nabi Muhammad yang menikah dengan Siti Khadijah.
“Setuju ya? Coba ingat Khadijah. Tahu Khadijah? Dia kan konglomerat. Nikahi siapa? Ya Nabi (Muhammad) waktu itu belum jadi Nabi, masih 25 tahun. Pemuda kan? Nah, itu contoh (janda) kaya begitu,” ujar Suswono.
Pernyataan Suswono itu langsung mendapat banyak reaksi dari berbagai kalangan. Politikus PKS itu kemudian menyampaikan permintaan maaf lewat rekaman video. Ia mengaku salah dan tak akan mengulangi lagi.
Baca Juga: Saat Turba di Banyuwangi, Kang Irwan Solidkan Pemenangan Khofifah-Emil dan Ipuk-Muji
Organisasi masyarakat (ormas) Betawi Bangkit melaporkan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, atas dugaan penistaan agama ke Kepolisian Daerah Metro Jaya. Namun petugas mengarahkan mereka agar melapor ke Sentra Penegakan Hukum Terpadu atau Sentra Gakkumdu di Bawaslu.
Ketua Umum Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan, datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya pada Selasa, 29 Oktober 2024 pukul 09.44 WIB. “Kami diarahkan ke (Sentra) Gakkumdu Bawaslu,” ucap David.
Menurut petugas SPKT, kata David, laporan tentang tindak pidana yang dilakukan oleh peserta pemilihan umum ditangani oleh Sentra Gakkumdu.
Baca Juga: Ketua DPW PKS Instruksikan Kadernya All Out Menangkan Paslon Khofifah-Emil dan Ikfina Dullah
Selama kurang lebih 40 menit berada di gedung SPKT Polda Metro Jaya, David menjelaskan ia menjalani konsultasi soal pelaporan Suswono yang dianggap menistakan agama Islam. Meskipun laporan David tidak diterima, ia enggan menyebutkan polisi menolaknya.
“Gak ditolak. Jadi kami harus jalan ke Bawaslu saja di situ akan diterima laporan kami,” kata dia.
Selepas berkonsultasi dengan petugas SPKT, rombongan Betawi Bangkit menuju Bawaslu. Bawaslu telah menerbitkan formulir laporan bernomor 012/PL/PG/Prov/12.00/X/2024 dengan identitas pelapor David Darmawan.
Dalam laporan tersebut, Suswono berstatus sebagai pihak terlapor atas dugaan tindak pidana penistaan agama. Suswono dianggap menyinggung Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Khadijah dengan guyonan pengangguran dan janda kaya. “Laporan kami diterima oleh Bawaslu,” kata David Darmawan, saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Berdasarkan laporan tersebut, Suswono melanggar sejumlah pasal yakni Pasal 69 huruf B dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota juncto Pasal 72 Ayat 1. Suswono juga dijerat Pasal 187 Ayat 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016. Kemudian Suswono dinilai melanggar atas Pasal 156a KUHP tentang Penodaan Agama dan Pasal 28 Ayat 2 Undang-undang ITE.
David menekankan ia akan terus berjuang melaporkan Suswono, yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW. “Saya sebagai warga biasa akan menuntut beliau. Kalau perlu harus ditahan, harus (dimasukkan) di sel,” kata David.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP turut menanggapi pernyataan Suswono, soal janda kaya menikahi pemuda pengangguran. Juru Bicara Tim Pramono-Rano, Cyril Raoul Hakim, mengatakan selorohan itu menunjukkan selera humor yang rendah. “Tidak lucu," kata pria yang akrab disapa Chico itu dalam keterangan videonya pada Selasa.
Dia juga menilai seloroh Suswono itu bisa dianggap suatu pelecehan terhadap perempuan. Pernyataan itu menjadikan perempuan sebagai objek kelakar yang berkaitan dengan hal sakral seperti pernikahan.
Karena itu, dia mengimbau semua pasangan calon di Pilgub Jakarta berhati-hati dalam berbicara. Dia mewanti-wanti agar kampanye yang disampaikan tidak menimbulkan polemik ataupun mengandung SARA.
“Kami berharap ke depan kontestasi demokrasi di Jakarta akan lebih substantif yang membicarakan program nyata dan bermanfaat bagi rakyat,” ucap Chico.
Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor DKI Jakarta juga marah dengan pernyataan calon wakil gubernur Suswono, yang membawa nama Nabi Muhammad SAW saat menceritakan janda kaya menikahi pria pengangguran.
GP Ansor DKI berencana melaporkan pernyataan Suswono ke polisi, jika calon wakil gubernur nomor urut 1 ini tidak menyampaikan permintaan maafnya. Organisasi ini menilai Suswono telah menyakiti perasaan umat Islam melalui pernyataannya soal janda tersebut.
“Kami berencana melaporkan minggu ini, namun harinya belum kami putuskan. Kami lihat perkembangan, apakah ada iktikad baik dari Pak Suswono untuk meminta maaf,” kata Sekretaris PW GP Ansor DKI Jakarta, Sulthon Mu'minah, saat dihubungi Tempo pada Senin malam, 28 Oktober 2024.
Melalui keterangan tertulis GP Ansor DKI Jakarta, organisasi itu mengutuk keras pernyataan Suswono itu.
“Yang paling fatal, Nabi Muhammad SAW jelas bukan pria miskin dan pengangguran seperti analogi yang disampaikan Suswono,” kata Sulthon. “Kami mengutuk keras pernyataan tersebut. Sangat tidak etis dan tidak layak pernuataan itu dikeluarkan oleh Suswono.”
Terlebih, kata Sulthon, pernyataan Suswono yang terkesan seperti candaan itu dianggap oleh GP Ansor DKI tidak pantas dilakukan saat kampanye Pilgub Jakarta 2024. “Persoalan kontestasi pilkada jangan menjadi alasan untuk bia merendahkan junjungan (umat Islam) Nabi Muhammad SAW,” ujar Sulthon.
GP Ansor DKI Jakarta sudah mengetahui soal permintaan maaf calon Suswono, namun GP Ansor DKI menyatakan permintaan maaf yang hanya melalui rilis dan video tidak cukup.
“Terkait permintaan maaf Pak Suswono, yang pertama itu video tiping ya, banyak editan. Jadi kami meminta Pak Suswono menyatakan maaf secara terbuka dan langsung,” kata Sulthon dikutip Tempo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News