Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng Para santri Pondok Pesantren Amanantul Ummah ssaat salah malam di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur. Foto: m mas'ud adnan/bangsaonline

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com-Wartawan HARIAN BANGSA, M. Mas’ud Adnan, tiba di Pondok Pesantren Pacet Mojokerto sekitar pukul 2.30 malam. Warga masih lelap tidur. Tapi di Masjid Raya KH Abdul Chalim sudah berkumandang shalawat, dzikir dan seruan bangun bagi para santri.

“Bangun…bangun…bangun…,” kata Ustadz Ismanto lewat pengeras suara.

Baca Juga: Ponpes Amanatul Ummah Dukung Program MBG

Ismanto melantunkan shalawat dan dzikir sejak pukul 2 malam. Hingga pukul 3 dinihari. Tiap hari. Dari dekat mihrab.

Para santri pun menggeliat. Mereka bangun. Sambil mengapit kitab mereka berbondong-bondong menuju masjid. Untuk berjemaah.

Santri putra di lantai 1 masjid yang cukup besar itu. Sedang santri putri di lantai 2. Semua mengenakan baju putih.

Baca Juga: Dirikan JKSN di Kalteng, Kiai Asep Warisi Genetika Pejuang KH Abdul Chalim

Jemaah itu dipimpin langsung Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren . Tapi jika berhalangan diganti para ustadz.

“Salat malam adalah kendaraan untuk mencapai cita-cita,” kata .

adalah putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada November 2023 lalu mendapat anugrah gelar pahlawan nasional.

Baca Juga: Tinjau Kampung NU, PP Pergunu Bahas Pengoprasian Pesantren Entrepreneur di Kalteng

Denyut kehidupan di memang dimulai sejak pukul 3 dini hari. Tentu banyak santri yang terkantuk-kantuk. Apalagi udara sangat sejuk. Maklum, ini terletak di lereng .

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: MMA/bangsaonline

Baca Juga: Aklamasi, Miftahudin Terpilih sebagai Ketua PKD Mojokerto, Kiai Asep: Harus Jadi Contoh

Tapi mereka tetap menghampar sajadah. Apalagi mengerahkan para ustadz untuk membangunkan mereka.

“Ayo bangun, bangun…,” teriak seorang ustadz sambil mengebaskan sajadahnya ke punggung santri yang mengantuk.

Mereka 12 rakaat. Setiap dua rakaat salam. Sampai 6 kali salam. Sang imam – – membaca ayat kursi dan surat Ikhlas, baik pada rakaat pertama maupun rakaat kedua.

Baca Juga: Kiai Yusuf Hasyim Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional: Kiai Militer Berbasis Pesantren

Salat hajat itu kemudian ditutup salat witir. Tiga rakaat dengan dua kali salam.

Usai mereka tak langsung balik ke kamarnya. Tapi menunggu salat Jemaah Subuh sambil membaca Al Quran.

Tak lama kemudian seorang santri adzan. Begitu adzan selesai, para santri berdiri. Salat sunnah fajar dua rakaat. Setelah itu baru salat Subuh berjemaah.

Baca Juga: ICORCS 2025 UAC, Syaikh Mesir Apresiasi Kiai Asep dan Khofifah sebagai Tokoh Perubahan Jatim

Sambil wiridan, usai salat Subuh, para santri merangsek ke depan. Mereka berebut dekat dengan yang siap-siap membaca Kitab Mukhtarul Ahadits An-Nabawiyah.

Sambil membuka kitab, menengok kanan kiri. Ia menyebut nama beberapa santri dari masing-masing unit pendidikan. Antara lain dari Tsanawiyah, MBI, SMA dan seterusnya.

kemudian membaca matan Hadits sambil menjelaskan artinya panjang lebar. Tak lama kemudian ia minta santri untuk mengulang bacaan Hadits itu. Ternyata santri itu sudah hafal matan Hadits di luar kepala.

Baca Juga: Buka ICORCS 4th 2025 UAC, Khofifah Optimistis Lahirkan Manfaat dan Solusi Masyarakat

kembali membaca Hadits sekaligus mengartikan dan menjabarkannya. Ia kemudian minta santri lain untuk mengulang bacaan Hadits yang dibahas. Ternyata santri itu juga sudah hafal Hadits di luar kepala.

“Kalau ada santri 5 tahun belum bisa apa-apa berarti kalau ngaji ngantu’an,” kata .

juga minta para santrinya tak boleh menyakiti teman sesama santrinya.

Baca Juga: Semarak Resepsi Pernikahan Putri Kiai Asep

“Santri yang menyakiti temannya sama dengan menyakiti Pak Yai. Sebab kalian ini semua anak Pak Yai,” tegas .

Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu tidak hanya mengajar santrinya secara intelektual tapi juga menggembleng moral dan mengasah cita-cita mereka.

Ia mengingatkan para santrinya agar jangan sampai terjebak narkoba. Ia juga melarang santrinya merokok. Karena, menurut , rokok itu sendiri sudah bagian dari narkoba.

Menjelang pukul 6 pagi berdiri. Ia bergegas keluar masjid dan masuk mobil. Menuju kampus Universitas KH Abdul Chalim (UAC).

Lokasinya sekitar 2 KM dari Pesantren .

Ternyata di masjid kampus KH Abdul Chalim itu sudah menunggu sejumlah mahasiswa dan mahasiswi. Mereka melantunkan shalawat ketika memasuki masjid. Di depan para mahasiswa dan mahasiswi itu kembali membaca kitab Hadits.

Dalam taushiahnya ia mengingatkan para mahasiswa tentang godaan wanita. Menurut dia, wanita merupakan godaan sangat berat. Banyak orang hebat ndlosor gara-gara wanita.

Karena itu ia minta para mahasiwa istiqamah . “Hanya yang bisa menangkal perbuatan tidak baik,” ujar kiai miliarder tapi dermawan itu.

Acara pengajian itu berakhir sekitar pukul 7 pagi lebih. Tapi sejumlah tamu sudah menunggu.

Kepada HARIAN BANGSA, mengungkap obsesi besarnya ke depan. Ia memproyeksikan – termasuk UAC – sebagai pusat pendidikan Islam internasional.

“Masak kita kalah dengan Mesir dan Yaman,” katanya.

Karena itu ia banyak menjalin komunikasi dengan perguruan tinggi di luar negeri. Nah, perjalanan keluar negeri itu kini sudah terhimpun dalam buku berjudul “Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia” yang segera terbit.

“Sekarang sudah datang 9 calon mahasiswa baru dari Thailand,” kata .

Selain dari Thailand juga mahasiswa dari Fiipina.

“Dari Fiilipina 6 orang, semuanya beasiswa,” tambahnya.

Sebelumnya, beberapa mahasiswa dari luar negeri juga sudah lulus. Dintaranya dari Afghanistan, Thailand, Sudan, dan beberapa negara lainnya.

Salah satu keunggulan , banyak sekali santrinya yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTUN). Bahkan tahun ini sebanyak 624 santri lolos ke PTUN Favorit.

“Kalau dulu ITB itu sulit sekali ditembus. Sekarang santri banyak yang diterima di ITB termasuk di pertambangan,” kata Kiai Asep.

Bahkan banyak sekali santri yang diterima di perguruan tinggi favorit luar negeri. Baik di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Timur Tengah (Timteng). Diantaranya santri bernama M. A. Gymnastiar Putra. Siswa Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) itu diterima di 11 kampus di luar negeri; mulai Amerika, Australia, hingga Belanda di benua Eropa.

Namun Gymnastiar Putra memutuskan kuliah di Colorado School of Mines, Amerika Serikat. Ia mengambil jurusan teknik pertambangan.

Begitu juga santri yang bernama Muhammad Hasnan Aslam. Ia diterima di tiga perguruan tinggi terkemuka sekaligus. Di Kanada.

Hasnan diterima di Mechanical Engineering Mc Gill University, Civil Engineering University of Toronto dan juga di Aerospace Engineering Toronto Metropolitan University. Tapi ia memilih kuliah di Mc Gill University. Alasannya, Mc Gill University masuk 30 perguruan tinggi peringkat dunia dan banyak melahirkan ilmuwan besar. Dan yang penting lagi beasiswa full.

“Itulah keuntungan sekolah di . Tidak hanya diterima di berbagai perguruan tinggi negeri terkemuka nasional tapi juga di luar negeri. Dan kita juga mencarikan beasiswa agar bisa mengurangi beban orang tuanya,” kata .

Menurut , untuk tahun ini sudah ribuan canlon santri yang mendaftar ke . Tapi, kata , pendaftaran santri masih dibuka. 

Sumber: HARIAN BANGSA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO