Bantuan Disdik Sumenep untuk Komunitas Pesantren Rp 750 Juta Diduga Diselewengkan

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Bantuan yang digelontorkan pemerintah pusat untuk komunitas Pesantren sebesar Rp 750 juta di Kabupaten Sumenep tidak berjalan maksimal. Bahkan bantuan tersebut diduga diselewengkan. Salah satunya yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al Futuhiyah, Desa Kalinganyar, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean.

Indikasinya, bantuan yang disalurkan pada tahun 2014 lalu hingga saat ini hanya terelalisasi sekitar Rp 75 juta. Sementara sisanya sebesar Rp 675 juta tidak jelas peruntukannya.

Baca Juga: Dugaan Pengadaan Kanopi Fiktif di Kemenag Sumenep Dilaporkan ke Polisi

”Dari hasil investigasi yang kami lakukan, kami menemukan adanya kejanggalan dalam realisasi bantuan itu. Salah satunya hasil pekerjaan dengan besaran anggaran tidak sesuai,” kata salah satu tokoh masyarakat kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, J. Daeng Moh. Sultan saat dihubungi Rabu (9/9).

Menurut dia, mestinya dana tersebut diperuntukkan pembangunan asrama pesantren dengan dan pengadaan sejumlah alat praktik, baik di bidang pertanian, peternakan maupun di bidang perkebunan. Rinciananya, sebesar Rp 400 juta untuk pembangunan asrama dan Rp 350 juta untuk pembelian alat prkatik.

Lebih lanjut Koordinator Island Corruption Watch (ICW) itu mengatakan, kecurigaan adanya penyelewengan dana tersebut semakin jelas saat dirinya meninjau hasil pembangunan dan pengadaan sejumlah alat praktik. Sebab, di sekolah tersebut tidak ditemukan adanya alat praktik yang dimaksudkan.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Kapal di Sumenep, Kejari Bidik Tersangka

”Kalau bangunannya ada, namun kalau sejumlah alat praktik yang dimaksudkan tidak ada,” ungkap dia.

Sementara Kasi sarana dan prasarana SMK Al Futuhiyah, Desa Kalinganyar, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Halili membenarkan jika bantuan tersebut masih belum selesai seratus persen. Padahal anggaran tersebut diyakini sudah dicairkan semua dari pemerintah pusat.

”Kisaran segitu lah, sementara sisanya kami tidak tahu. Karena di sekolah kami tidak nampak wujudnya,” terang dia.

Baca Juga: Pencabutan Kasus Dugaan Penyimpangan Bantuan Kedelai, Sidiq Tunggu Jawaban Rinci Polda

Menurut dia, jika anggaran tersebut direalisasikan seratus persen, maka pembangunan asrama dan juga alat praktik di sekolah tersebut dipastikan ada. Namun kenyataannya sejumlah alat praktik tidak ada. ”Sementara gedung untuk peternakan memang ada, yang awalnya hanya terbuat dari bambu saat ini sudah dibangun. Tapi ukurannya sangat kecil,” imbuh Halili.

Selain itu, pada tahun 2014 di sekolah tersebut tidak ada pembanguan fisik, seperti asrama. Sementara pembangunan yang diklaim mendapatkan bantuan itu adalah bangunan yang dibangun pada tahun 2013 lalu. Hanya saja banguan tersebut belum selesai, yakni tinggal pemasangan keramik lantai, jendela, kaca jendela, pemasangan asbes dan sejumlah komponin gedung yang lain.

”Nah, pekerjaan itu baru dilanjutkan pada tahun 2014. Namun kami tidak tahu dana itu diambilkan dari mana. Karena yang menanganinya adalah kepala sekolah,” aku dia.

Baca Juga: Pemerhati Pertanian Sumenep Angkat Bicara Soal Bantuan Kedelai

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidkan (Disdik) Kabupaten Sumenep, A. Shadik belum bisa memberikan kejelasan. Sebab, saat ditemui di kantornya tidak ada. Sementara saat dihubungi melalui telepon selelurnya, pihaknya tidak merespon. ”Kalau soal itu silahkan ke Pak Nono (Nurul Hamzah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah-red) saja,” terangnya singkat.

Sayangnya Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Sumenep H. Nurul Hamzah, saat ditemui di kantornya sedang tidak ada. Informasinya ia masih mengikuti acara di luar. ”Saya masih sibuk mas. Biar tak hubungi lagi nanti,” katanya saat dihubungi awak media, Rabu (9/9). (fay/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO