Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Maknai Hakordia Jadi Gerakan Moral dan Revolusi Mental

Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Maknai Hakordia Jadi Gerakan Moral dan Revolusi Mental Talkshow pencegahan korupsi melalui pengendalian gratifikasi di Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto.

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pj Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, mengajak seluruh masyarakat memaknai peringatan atau Hari Antikorupsi Sedunia menjadi sebuah gerakan moral, dan revolusi mental.

Hal tersebut disampaikan saat menjadi narasumber talkshow pencegahan korupsi melalui pengendalian gratifikasi, dalam rangka memperingati tahun ini yang berlangsung di Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto, Kamis (5/12/2024).

Baca Juga: Hebat! Mengawali 2025, Kota Mojokerto Raih Penghargaan Standarisasi Pusat Informasi Sahabat Anak

“Mari kita maknai peringatan hari anti korupsi ini jangan hanya sebatas seremonial belaka, tapi mari kita maknai sebagai sebuah gerakan moral, dan revolusi mental,” kata Ali.

Ia mengingatkan seluruh jajarannya, terdapat 3 jenis korupsi berdasarkan skala dan paparannya, yaitu petty corruption, grand corruption, dan political corruption.

Petty corruption adalah korupsi skala kecil, seperti pungutan liar, gratifikasi, penyuapan, serta uang pelicin. Lalu, Grand corruption atau biasa disebut korupsi kelas kakap adalah korupsi dengan nilai kerugian negara yang fantastis, miliaran hingga triliunan rupiah.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Pastikan Layanan Publik Berjalan Normal Pascacuti Nataru

Sedangkan political corruption atau korupsi politik terjadi ketika pengambil keputusan politik menyalahgunakan wewenangnya dengan memanipulasi kebijakan, prosedur, seperti penyuapan, jual beli suara, nepotisme, atau pembiayaan kampanye.

“Menghilangkan korupsi itu memang tidak mudah, tapi bisa kita minimalisir, melalui peningkatan transparansi, penguatan sistem pengawasan, edukasi masif, serta reformasi birokrasi yang bebas dari celah korupsi,” urai Ali.

Menurut dia, jika ingin Kota Onde-Onde bersih dari korupsi, harus dimulai dari diri sendiri.

Baca Juga: Peringatan Harkodia di Pasuruan, Pj Gubernur Jatim Tekankan Pilar Utama Pencegahan Korupsi

“Mari kita mulai dari diri sendiri dengan hal-hal kecil, seperti disiplin tidak korupsi waktu bekerja,” pungkasnya.

Capaian MCP atau Monitoring Center for Prevention Kota Mojokerto tahun ini cukup tinggi, yaitu 91 dan menduduki peringkat 2 se-Jawa Timur. MCP merupakan tolok ukur bagi KPK dalam upaya mencegah terjadinya tindak pidana korupsi dengan tujuan mendorong perbaikan sistem, dan regulasi serta implementasi sistem pengelolaan yang lebih transparan. (ris/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO