EMARANG, BANGSAONLINE.com – Kedudukan pers sangat tinggi dan terhomat dalam Undang-Undang. Karena itu kita sebagai insan pers harus menjaga marwah pers. Terutama pada era media sosial (medsos) yang banyak memproduksi berita-berita bohong alias hoax.
“Agar masyarakat tak menjadi korban informasi yang tidak benar,” tegas M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE di depan para wartawan dan karyawan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE se-Jawa Timur dalam Rapat Kerja (Raker) di Hotel Horison Ultima Semarang pada tanggal 12 hingga 14 Desember 2024.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Dalam Raker HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE bertema "Menjaga Marwah Pers pada Eras Medsos" itu Mas'ud Adnan menceritakan kasus Ustadz Adi Hidayat, Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Di medsos Ustad Adi Hidayat diberitakan menggantikan Gus Miftah sebagai Stafsus Presiden. Orang percaya karena ada foto Presiden Prabowo sedang bersalaman dengan Ustad Adi Hidayat. Ternyata itu foto lama, tapi diberi narasi baru,” kata Mas’ud Adnan yang alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS).
“Akhirnya masyarakat jadi korban informasi. Bahkan ada orang yang sudah terlanjur mengucapkan selamat kepada Ustadz Adi Hidayat,” tambah alumnus Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur dan Pascasarjana Unair itu.
Dari banyaknya kasus kebohongan yang diproduksi media sosial itu, Mas’ud Adnan yakin bahwa pada akhhirnya masyarakat jenuh dan antipati terhadap informasi yang diproduksi media sosial.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
“Masyarakat akhirnya berpaling dari medsos dan mencari referensi informasi yang benar, yaitu pada media mainstream yang kredibel. Dan sekarang sudah mulai, masyarakat mencari informasi dari media mainstream. Alhamdulillah, media kita (HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE), termasuk media yang sangat kredibel,” tutut Mas’ud Adnan sembari menunjukkan bukti-bukti mutakhir tentang para kiai dan para kepala daerah yang gemar membaca dan berlanganan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.
M. Mas'ud Adnan saat menyampaikan paparan di depan para wartawan dan karyawan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE se-Jawa Timur dalam Rapat Kerja (Raker) di Hotel Horison Ultima Semarang pada tanggal 12 hingga 14 Desember 2024. Foto: bangsaonline
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
Karena itu Mas’ud Adnan minta kepada semua wartawan agar menjaga marwah pers. “Kedudukan pers sangat tinggi dan terhormat dalam Undang-Undang. terutama dalam UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Tapi sayangnya kadang justru kita sendiri yang merendahkan pers,” kata penulis sejumlah buku NU dan Gus Dur itu, diantaranya buku anekdot Gus Dur hanya Kalah dengan Orang Madura.
Mas’ud Adnan mengutip teori Montesquieu, pemikir politik asal Prancis yang membagi kekuasaan negara menjadi tiga kekuasaan. Yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.
“Itulah tiga pilar demokrasi. Kemudian pilar keempat demokrasi adalah pers,” kata Mas’ud Adnan sembari mengatakan bahwa pers sebagai pilar keempat demokrasi dijamin kemerdekaannya dan diakui keberadannya oleh UU 45.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Menurut dia, kemerdekaan pers merupakan komitmen pertama yang ada dalam UUD 45. “Karena itu kedudukan pers yang tinggi dalam Undang-Undang ini harus kita jaga marwahnya, jangan malah direndahkan sendiri oleh kita sebagai wartawan dengan prilaku-prilaku yang tak benar,” tegas Mas’ud Adnan lagi sembari mengatakan bahwa pers dan wartawan memiliki kode etik jurnalistik yang jelas, sementara medsos tak memiliki kode etik sehingga tak terkontrol.
Karena itu, tutur Mas'ud Adnan, fungsi pers otomatis juga sangat tinggi dan mulia. "Selain untuk menyampaikan informasi yang benar sesuai fakta dan bermanfaat bagi masyarakat juga punya fungsi edukatif, menghibur dan kontrol sosial, termasuk mengeritik dan mengontrol pemerintah. Jadi fungsi-fungsi pers yang merupakan pengejewantahan kemerdekaan pers ini dijamin undang-undang," tegas Mas'ud Adnan.
Ia juga menegaskan bahwa pers dalam era medsos sangat berbeda dengan era sebelumnya. "Dulu antar media cenderung bermusuhan karena berebut dominasi pasar, baik oplah maupun iklan. Sekarang sudah tak relevan. Sekarang era kolaborasi. Musuh pers bukan sesama media, tapi kebohongan yang ditampilkan media sosial," kata Mas'ud Adnan.
Baca Juga: Aksi Pengeroyokan di Kediri yang Viral di Medsos Berakhir Damai
Selain M. Mas’ud Adnan, Nur Syaifuddin, Pemimpin Redaksi HARIAN BANGSA, dan Revol Afkar, Pemimpin BANGSAONLINE juga, menyampaikan pemaparan. Para wartawan dari berbagai daerah Jawa Timur juga aktif menyampaikan pendapat atau pemikiran, terutama menyongsong 2025 ke depan.
Hadir dalam acara itu antara lain Yuni, manajer iklan, Kemal Rizal, pemimpin pemasaran, Novi, manejer keuangan, Tutut, adiministrasi pemasaran, dan sejumlah redaktur, antara lain Ibnu Rusydi Sahara, Rizki Daniarto, Diyah Khoirunnisa, Aulia Rahman, Novandryo WS, Soffan Soffa, Zahrotul Maidah, Devi Fitri Afrianty, Yudi Arianto, Rusmiyanto, M. Sulthon Neagara, Emwin, dan layouter Aulia Rahman serta yang lain.
Para wartawan dan karyawan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE se-Jawa Timur itu tidak hanya menggelar Raker tapi juga Empoloyee Ghatering. Mereka mengunjungi sejumlah tempat wisata di Wonosobo dan Semarang. Diantaranya ke Dieng dan sejumlah wisatara lainnya di Semarang Jawa Tengah.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menonton TikTok Tanpa Mengunduh Aplikasi?
HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE secara rutinmenggelar raker setiap akhir tahun untuk mengevaluasi kinerja dan memproyeksi dan menyongsong tahun akan datang. Sebelumnya, HARIAN BANGSA dan BANGNSAONLINE menggelar raker di Bali, Yogyakarta, Batu dan beberapa tempat lainnya.
HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE bermakas di Jalan Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News