Siaga Bencana, Pj Gubernur Jatim Ikuti Rakor Bersama Menko PMK dan Kepala BNPB di Grahadi

Siaga Bencana, Pj Gubernur Jatim Ikuti Rakor Bersama Menko PMK dan Kepala BNPB di Grahadi Pj Gubernur Adhy saat menerima bantuan operasional logistik dan dana siap pakai untuk penanganan bencana dari Menko PMK Pratikno di Gedung Negara Grahadi

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Pj. Gubernur Adhy Karyono menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2024 Wilayah Provinsi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (17/1/20242).

Rakor ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan () RI Pratikno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana () Letjen TNI Suharyanto.

Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional

Dalam rakor ini turut dilakukan penyerahan bantuan dana siap pakai kepada Pemprov Jatim, Pangdam V Brawijaya, Polda oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana RI didampingi Pj. Gubernur Jatim dan .

Dukungan operasional penanganan siaga darurat hidrometeorologi juga diserahkan kepada Bupati/Walikota di .

Secara khusus, Pj. Gubernur Adhy menyampaikan rakor ini merupakan bentuk upaya nyata bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi hidrometeorologi. Utamanya pada musim penghujan dan momen libur Natal serta Tahun Baru (Nataru) 2025.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya

“Kami berupaya merumuskan langkah-langkah penanganan yang terukur agar bisa membantu masyarakat yang terdampak dengan maksimal sekaligus dapat dilakukan pencegahan ,” ujarnya.

“Pemprov Jatim telah menyiapkan langkah antisipasi hidrometeorologi antara lain rakor hidrometeorologi, surat himbauan Gubernur ke kabupaten/kota se Jatim menetapkan status siaga darurat meteorologi dengan SK Gubernur,” sambung Adhy.

Baca Juga: Di Fun Walk HUT Ke-86 RSUD Dr. Soetomo, Pj Gubernur Adhy Bangga Taraf Kesehatan dan IPM Jatim Naik

Adhy menambahkan, Pemprov juga membuat keposkoan siaga hidrometeorologi, apel siaga dan gelar peralatan serta pengecekan Early Warning System (EWS), serta dukungan logistik dan peralatan yang diserahkan kabupaten/ kota.

“Alhamdulillah telah dilakukan apel siaga hidrometeorologi dan gelar peralatan Kab/Kota se- yang dilaksanakan masing-masing wilayah dipimpin kepala daerah,” katanya.

Sementara untuk penanganan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah saat ini, Adhy menyampaikan bahwa sudah mengambil fokus utama untuk evakuasi warga terdampak, utamanya kelompok rentan.

Baca Juga: 5 Kelurahan di Kota Mojokerto Terdampak Banjir, Pj Ali Kuncoro Siapkan Sejumlah Langkah Penanganan

Kemudian melakukan manajemen pengungsian baik dari Dinas Sosial, , BPBD, dan instansi terkait guna penanganan mitigasi khususnya banjir.

Mitigasi di Jatim, dikelompokkan menjadi delapan klaster. Yakni Metropolitan, Madura, Ijen, Probomajang, Malang Raya, Wilis Selatan, Wilis Utara dan Labanegoro. Serta ada pengelempokan Daerah Aliran Sungai (DAS) diantaranya Wilayah Sungai Bengawan Solo, WS Brantas, WS Madura-Bawean, WS Welirang Rejoso yang mengakibatkan banjir di beberapa wilayah.

“Wilayah sungai menjadi salah satu penyebab banjir selain karena faktor curah hujan tinggi. Nyatanya, kondisi sungai dan aliran anak sungai mengakibatkan banjir yang terjadi di Mojokerto, Jombang dan Ponorogo,” tandasnya.

Baca Juga: Transaksi Ekonomi KTH Tertinggi Nasional, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari Menhut

Lebih lanjut, Adhy menyampaikan, total di per 1 Januari hingga 16 Desember sebanyak 370 . Dan secara khusus, dimulainya hidrometeorologi basah di per 1 November - 17 Desember 2024 terdapat 62 kejadian dengan kategori sedang berat.

“Ini berdampak pada 26 Kabupaten/ Kota, 88 Kecamatan dan 197 desa. Serta mengakibatkan 3 korban meninggal, 1 orang luka berat, 6 orang luka ringan dan beberapa infrastruktur rusak,” tuturnya.

Di akhir, Adhy secara khusus meminta untuk memberikan informasi prakiraan cuaca di guna mengantisipasi terjadinya banjir. Dengan data dan informasi dari ini menjadi sangat penting, lebih detil dan terarah.

Baca Juga: Terima Kunker Duta Besar Argentina, Pj Adhy Bahas Potensi Kerja Sama dan Investasi dengan Jatim

"Sektor mana yang kita lakukan kesiapan untuk penguatan dan kita akan bisa lebih efisien untuk mengatasi hal tersebut,” katanya

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia () RI Pratikno mengatakan, pertemuan ini meyakinkan bahwa seluruh daerah di Jatim siap menghadapi resiko hidrometeorologi yang cukup tinggi periode Desember - Februari.

Pemerintah pusat, sudah siap siaga menyiapkan langkah-langkah yang cukup detail bersama Pemda. Intinya, infrastruktur di daerah disiapkan dan petugas serta masyarakat disiapkan untuk menghadapi .

Baca Juga: Di Pembekalan Pimpinan di Kementerian PPPA, Khofifah Ajak Maksimalkan Layanan PA hingga Pelosok

"Tadi sudah dijelaskan wilayah mana yang berpotensi curah hujan tinggi. Ada angin dan ombak yang harus kita mitigasi bersama," katanya.

Dalam kesempatan ini, Kepala , Dwikorita Karnawati menjelaskan, musim hujan kali ini berbeda dengan tahun-tahun yang sebelumnya. 

Menurutnya, kondisi kepulauan Indonesia, data satelit menunjukkan suhu muka air laut yang semakin menghangat dan memanas bahkan suhu naik hingga 2 derajat celcius.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Pimpin Apel Gladi Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana

“Ini kenaikan yang sangat mengkhawatirkan. Dampaknya, maka terjadilah booster, kenaikan pembentukan awan-awan hujan yang intensif. Itulah yang disebut anomali iklim global atau La Nina, levelnya masih lemah,” katanya.

Dwikorita menambahkan, hal ini memicu peningkatan curah hujan, serta terbentuknya sirkulasi siklonik, muncul bibit-bibit siklom, mengepung wilayah Indonesia dan mengakibatkan angin kencang serta hujan lebat.

Ia juga memberikan prakiraan cuaca untuk kesiapsiagaan dan mitigasi agar meminimalisir potensi cuaca ekstrem, mencegah korban jiwa dan mengurangi kerugian.

“Bisa cek untuk kecamatan mana saja di tiap kabupaten yang kiranya akan terjadi cuaca ekstrem. Silakan buka aplikasi INAWIS , lihat bagaimana fitur cuaca dalam 7 hari kedepan,” tandasnya.

Di sisi lain, Kepala Letjen TNI Suharyanto mengatakan, dari 38 kabupaten / kota di Jatim sudah terjadi status tanggap darurat ada 11. Kemudian 27 kabupaten kota sudah menetapkan siaga darurat.

Maka, lanjutnya, pemerintah pusat atas petunjuk menyalurkan bantuan dana operasional maupun perlengkapan dan peralatan sebanyak 16 item. Berupa perahu, sembako, makanan siap saji dan pompa.

"Kita harapkan 27 daerah yang statusnya siaga darurat ketika terjadi sudah siap membantu masyarakat. Sedangkan 11 kabupaten dan kota yang terkena diberi bantuan untuk memastikan masyarakat terdampak bisa tertangani dan terlayani dengan baik," ungkapnya.

Lebih lanjut, juga dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) wilayah di Pulau Jawa. Yang mana Provinsi Jateng dan Jabar sudah dilakukan. Rencananya, Jatim OMC akan dilaksanakan siang malam (24 jam) di dua titik, yakni daerah tapal kuda dan mataraman.

Nanti, kata dia, akan dilihat OMC-nya. Sebab OMC bukan titik melainkan area pertemuan awan yang berdekatan dengan hujan untuk kemudian dilakukan intervensi.

"Kita lihat prediksinya. Mudah-mudahan cuaca ekstrem bisa terkurangi," pungkasnya

Turut hadir dalam rakor tersebut, Kepala Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika () Dwikorita Karnawati, Kepala Perangkat Daerah, maupun Kalaksa BPBD Kabupaten/Kota.(dev/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Murah Meriah, Wisata Lembah Djati Tawarkan Kebun Bunga dan Spot Foto Instagramable':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO