BERLIN, BANGSAONLINE.com –Taleb Jawad al-Abdulmohsen (50), teroris Ateis dan anti Islam asal Saudi Arabia, mengguncang dunia, setelah menyerang pasar Natal di Magdeburg, Jerman. Pakar terorisme pun bingung. Mereka tak paham apa motif Taleb Jawad al-Abdulmohsen melakukan aksi terorisme yang menewaskan 5 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya.
Dilansir Sindonews.com, Taleb Jawad al-Abdulmohsen adalah tersangka terorisme yang ditangkap polisi terkait serangan mobil terhadap pasar Natal di Magdeburg, Jerman, pada Jumat malam. Talib melakukan aksi terorisme dengan cara menabraki kerumunan massa pengunjung pasar Natal. Akibatnya, 5 orang tewas dan 200 orang lebih mengalami luka.
Baca Juga: Islam Penyebab Peradaban Indonesia Kurang Maju? Begini Penjelasan Guru Besar ITS
Selama ini para pakar terorisme itu selalu menuduh orang Islam sebagai pelaku terorisme. Kini mereka mulai membuka mata. Ternyata aksi terorisme di Jerman malah dilakukan orang murtad, anti Islam bahkan simpatisan Israel.
Taleb Jawad al-Abdulmohsen diketahui pria asal Arab Saudi. Ia berprofesi sebagai dokter di Jerman. Dia beraksi dengan mobil sewaan. Ia bermaksud untuk membunuh lebih dari 80 orang pengunjung pasar Natal.
Taleb Jawad Abdulmohsen lahir di Arab Saudi pada tahun 1974. Dia berprofesi sebagai dokter spesialis psikiatri dan psikoterapi. Ia tinggal di Jerman sejak 2006.
Baca Juga: Bupati Gresik Minta Pelajar/Mahasiswa Kuliah dan Kerja di Jerman
Taleb selama ini mencitrakan diri sebagai seorang aktivis ateis asal kota Hofuf, Arab Saudi. Taleb pindah ke Jerman pada tahun 2006. Ia baru memperoleh status pengungsi pada tahun 2016.
Menurut laporan media-media Jerman, Taleb semula seorang Muslim. Dia lalu murtad, berubah menjadi seorang ateis yang vokal, yang membantu para warga Arab Saudi yang murtad—khususnya wanita—meninggalkan negara mereka.
Di platform media sosial X, Taleb menggambarkan dirinya sebagai “oposisi militer Saudi”. Dalam biografinya Taleb membuat tuduhan liar terhadap Jerman. Ia mengatakan: “Pemerintah Jerman mengejar pencari suaka perempuan Saudi di dalam dan luar Jerman, untuk menghancurkan hidup mereka, dan ingin mengislamkan Eropa”. Taleb juga mengelola akun Twitter yang bernama “Saudi Ex-Muslims”.
Baca Juga: Undang Tim dari Jerman, Universitas Jember Lanjutkan Akreditasi Internasional
Sikap anti Islam menyala-nyala. Dia menyatakan dukungannya terhadap provokator anti-Islam Inggris Tommy Robinson, partai sayap kanan Jerman AfD. Ia juga mendukung miliarder sayap kanan Elon Musk yang gencar mempromosikan narasi anti-imigran dalam beberapa bulan terakhir.
Taleb menyatakan simpati kepada Israel dan mem-posting ulang tweet juru bicara militer Israel yang berbahasa Arab, Avichay Adraee. Akun media sosialnya memuat materi dari banyak akun anti-Islam, termasuk video grafis yang diberi judul "Seorang wanita Muslim dirajam sampai mati oleh umat Muslim karena dia berselingkuh dengan seorang pria muda di luar nikah. Ini adalah hukum Islam dan Anda akan segera melihat kejadian ini di jalan-jalan kota Anda jika Anda tidak bangun."
Taleb Abdulmohsen sebelumnya telah memberikan wawancara kepada media Jerman dan media internasional serta situs web sayap kanan. Pada tahun 2017, tujuh tahun sebelum dia melakukan serangan mematikannya, The New Arab menerbitkan korespondensi dengannya.
Baca Juga: Dana Bantuan Perang Ukraina Dikorupsi, Wartawan Gigih Membongkar
Pada tahun 2019 BBC mewawancarai Taleb. Dia memperkenalkan dirinya, saat itu, sebagai aktivis hak asasi manusia. Surat kabar lokal Jerman; Frankfurter Rundschau, melaporkan lima tahun lalu Taleb datang ke Jerman untuk pelatihan spesialis sebagai psikoterapis. Tapi kemudian mengajukan suaka, setelah dia dilaporkan diancam akan dibunuh karena meninggalkan Islam.
Lima hari sebelum melakukan serangan, dia mencerca pengungsi Suriah di Jerman dalam sebuah wawancara dengan RAIR Foundation yang berhaluan sayap kanan.
“Jerman menyambut baik warga Suriah—termasuk banyak penganut paham Islam—sementara pada saat yang sama menolak orang-orang murtad dari Saudi, orang-orang yang benar-benar melarikan diri dari hukuman mati berdasarkan Syariah,” katanya.
Baca Juga: Daftar Juara, Pemain Terbaik dan Top Skor Piala Dunia, 1930-2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News