Dana Bantuan Perang Ukraina Dikorupsi, Wartawan Gigih Membongkar

Dana Bantuan Perang Ukraina Dikorupsi, Wartawan Gigih Membongkar Dahlan Iskan

KYIV, BANGSAONLINE.comRakyat Ukraina pusing. Mereka menghadapi dua perang. Perang melawan Rusia dan perang melawan para pejabat yang korupsi. Gilanya, pun dikorupsi oleh para pejabat pemerintah. Bahkan saat perang berkecamuk ada seorang pejabat Ukraina yang malah pelesir bersama keluarganya memakai mobil bantuan perang.

Lalu bagaimana para pengontrol pemerintah, termasuk wartawan? Silatakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE, Rabu (1/2/2023). Selamat membaca:

Baca Juga: Teroris Ateis Anti Islam Serang Pasar Natal, 5 Orang Tewas, 200 Luka-luka

INILAH kado ulang tahun kelas berat: tank Abrams. Yang ulang tahun Ukraina. Tepat tanggal 24 Februari depan perangnya lawan Rusia genap satu tahun.

Awalnya Amerika tidak ingin kirim tank terbaiknya itu. Amerika sudah begitu banyak mengirim angpao: uang kontan. Jumlahnya, di tahun 2022 saja hampir Rp 200 triliun. Tepatnya USD 12 miliar.

Dalam hal kado senjata, Ukraina sendiri sebenarnya lebih menginginkan kado dari tetangganya: Jerman. Wujudnya sama: tank. Tapi buatan Jerman: Leopard seri 2. Leopard dinilai lebih cocok untuk melawan Rusia di belahan timur dan selatan negeri itu.

Baca Juga: Suriah Kini, Mengulang Tragedi Penghancuran Irak dan Libya

Jerman alot. Negara yang pernah berperang lawan Rusia itu tidak mau membuka luka masa lalu. Jerman keberatan mengirim Leopard 2. Tapi Jerman juga terikat komitmen sebagai sesama anggota NATO. Akhirnya terjadi kompromi di antara anggota NATO. Jerman akan kirim Leopard kalau Amerika juga kirim Abrams. Ukraina dapat dua kado istimewa.

Tentu Rusia marah (lagi). Dengan bantuan Abrams dan Leopard, perlawanan Ukraina akan lebih seru. Sebenarnya Ukraina sudah minta Leopard 2 sejak perang dimulai. Tapi Jerman ogah-ogahan. Jerman tidak mau dibaca sebagai musuh utama Rusia. Setelah Amerika akhirnya memutuskan mengirim Abrams, barulah Jerman setuju kirim Leopard 2.

Duh, berarti perang ini masih akan lama?

Baca Juga: Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN

Di dalam negeri sendiri, harus menghadapi dua front. Front satu bisa dilawan dengan Leopard 2: serangan Rusia. Front kedua lebih sulit: serangan pada koruptor yang dibekingi oleh oligarki.

Pers independen di Ukraina gencar menggali berita di dua front itu sekaligus. Para wartawan investigasi terus mengungkap terjadinya korupsi di masa perang ini.

Begitu gencar pemberitaan korupsi itu sampai akhirnya Zelenskyy memberhentikan banyak pejabat tinggi. Termasuk wakil menteri pertahanan.

Baca Juga: Islam Penyebab Peradaban Indonesia Kurang Maju? Begini Penjelasan Guru Besar ITS

memang didesak oleh Amerika untuk mengusut korupsi dana perang. Terutama dana yang berasal dari bantuan Amerika.

Mungkin korupsinya sulit dibuktikan, tapi seorang wakil menteri berlebihan. Di tengah perang ini sang wamen berlibur ke Spanyol. Bersama dengan seluruh keluarga. Pakai mobil pinjaman dari oligarki di sana.

Ada juga pejabat tinggi yang diberhentikan karena mobil bantuan. Mestinya mobil itu untuk melayani korban perang. Justru dipakai sendiri ke mana-mana setiap hari.

Baca Juga: Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden

Ada juga yang me-markup bantuan untuk rakyat. Sampai 30 persen.

Korupsi memang bagian yang paling sulit diatasi di Ukraina. Zelenskyy sendiri berhasil terpilih jadi presiden karena rakyat sudah muak pada korupsi.

Waktu masih jadi bintang komedi dulu, Zelenskyy bikin semacam sinetron serial. Lakon utamanya tentang seorang presiden ideal impian mata rakyat. Pemeran presiden ideal itu Zelenskyy sendiri. Sinetron ini begitu sukses. Orang mengidolakan sosok presiden seperti dalam sinetron itu.

Baca Juga: Amerika Bentuk Mujahidin, Putin pun Tunjuk Si Rambut Putih Komandan Perang

Kian dekat Pemilu, popularitas Zelenskyy kian tinggi. Ia pun nyapres. Tidak lewat partai. Rakyat sudah muak kepada partai. Ia calon independen. Zelenskyy pun terpilih.

Tentu Zelenskyy harus melakukan reformasi. Rakyat menuntut agar Zelenskyy sebagai presiden beneran, sama dengan Zelenskyy sebagai presiden di sinetron. Harus serba ideal.

Usaha pertama yang dilakukan Zelenskyy adalah mengubah sistem Pemilu legislatif. Dari terbuka menjadi tertutup.

Baca Juga: Hebatnya Jurnalisme The New York Times dalam Tragedi Titan

Ketika dibawa ke DPR, usul Zelenskyy ini ditolak. Pileg di Ukraina tetap terbuka: calon yang mendapat suara terbanyak yang terpilih. Partai tidak bisa menentukan calon mana yang harus duduk di DPR.

Zelenskyy juga mengajukan perubahan lainnya: sistem pembuktian terbalik. Yakni agar pejabat yang hartanya naik di luar kewajaran harus membuktikan asal-usul pertambahan kekayaan tersebut.

Usul itu juga ditolak DPR.

Baca Juga: Korupsi Rp 1 Triliun, Tangan Ketua DPRD Diborgol

Itulah realitas politik. Di sinetron tidak ada penolakan oleh parlemen seperti itu.

Maka Zelenskyy ingin menguasai parlemen. Ia membentuk partai baru: Partai Pelayan Rakyat. Ikut Pemilu. Pileg. Berhasil. Partai ini menguasai kursi di parlemen. Dari 424 kursi DPR partainya mendapat 254 kursi.

Zelenskyy pun mengajukan rancangan UU baru. Yakni mencabut kekebalan hukum bagi anggota DPR, hakim, jaksa dan pejabat tinggi lainnya: berhasil. Pencabutan kekebalan itu pun jadi undang-undang.

Masih banyak yang ingin diubah Zelenskyy. Tapi Rusia menyerang Ukraina: 24 Februari 2022. Zelenskyy pun tidak bisa melanjutkan reformasi. Di sinetron, sang presiden selalu berhasil menjalankan program. Di sinetron tidak ada skenario serangan Rusia tiba-tiba.

Ada satu langkah Zelenskyy yang sempat berhasil. Tidak memerlukan persetujuan parlemen. Yakni mengubah cara memperingati hari kemerdekaan Ukraina. Dulunya peringatan kemerdekaan itu selalu ditandai parade besar-besaran di pusat kota. Begitu Zelenskyy jadi presiden, parade itu ditiadakan. "Dana besar untuk parade dialihkan untuk kesejahteraan veteran perang," ujarnya.

Parade itu selalu menunjukkan kekuatan besar Ukraina. Termasuk di bidang persenjataan. Zelenskyy benar menghapusnya. Toh kehebatan di parade ternyata tidak mencerminkan hasil di medan perang sungguhan.

Wartawan antikorupsi begitu gigihnya di Ukraina: pun ketika di masa perang yang berlaku UU Darurat. Artinya, banyak data dianggap rahasia perang.

Pengusaha memang pintar menangkap peluang. Perang pun melahirkan peluang usaha. Apalagi kalau bisa kerja sama dengan penguasa anggaran. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO