![Korban Tabrak Lari di Jalan Diponegoro Surabaya Ngaku Kesulitan Urus Jasa Raharja Korban Tabrak Lari di Jalan Diponegoro Surabaya Ngaku Kesulitan Urus Jasa Raharja](/images/uploads/berita/700/2be22f54640f5f21662a900394752705.jpg)
Catatan Redaksi:
Pada 9 Januari 2025, terdapat klarifikasi dari Shanti Triana, saudari korban, yang menjelaskan bahwa artikel yang dimuat di bawah ini tidak sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan wartawan BANGSAONLINE.com. Berikut link hak jawab dari Shanti Triana: Klarifikasi Keluarga Korban Tabrak Lari di Jl Diponegoro Soal Kesulitan Urus Jasa Raharja
Baca Juga: Urus Dokumen Kelahiran Lebih Cepat dan Praktis, Pemkot Surabaya Kolaborasi dengan RS hingga Bidan
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keluarga korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Jalan Diponegoro, Santi Triana (43), mengaku kesulitan untuk mengurus santunan dari Jasa Raharja. Ia berharap tanggung jawab dari pelaku tabrak lari yang telah menewaskan Shinta Iryani (43), ibu 3 anak yang tinggal di Jalan Simo Gunung Barat Tol III.
“Kita juga kesulitan tentang hal itu (santunan dari Jasa Raharja), karena kakak saya (korban) posisinya tidak mempunyai SIM, sehingga sulit untuk klaim asuransi kecelakaan. Harapan kami polisi segera bisa menangkap pelakunya,” ucapnya kepada BANGSAONLINE.com, Senin (6/1/2025).
Satlantas Polrestabes Surabaya pun diminta untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku, karena korban adalah seorang ibu yang menghidupi ketiga putranya.
Baca Juga: Pemkot dan Pertamina Sebut Harga dan Stok LPG 3 Kilogram di Surabaya Terpantau Aman
Terkait peristiwa yang merenggut nyawa saudara kembarnya, Santi menyebut kecelakaan maut itu bukan karena dugaan balap liar di Jalan Diponegoro. Ia pun menceritakan kronologinya.
“Kakak saya korban tabrak lari, pelakunya pengendara sepeda motor yang berlawanan arah dengannya. Saat tertabrak, kakak saya membonceng anaknya yang bungsu. Posisi motornya di pinggir jalan dengan kecepatan lambat. Tiba-tiba ada motor bergoncengan 3 melawan arah dan menabrak motor kakak saya,” paparnya.
“Jadi kakak saya itu sudah menepi, karena ada yang akan melakukan balapan, takut kena tabrak. Meski sudah menepi, ternyata ada motor berboncengan 3 dengan kecepatan tinggi, dan melawan arah, lalu langsung menabrak kakak. Kakak terpelanting sedangkan penabrak melarikan diri. Nah saat kejadian itu para balap liar mencoba mengejar para pelaku tabrak lari,” imbuhnya. (rus/mar)
Baca Juga: Awas! BMKG Minta Jatim dan Surabaya Waspada Cuaca Ekstrem Selama Sepekan di Pertengahan Februari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News