Lagi, PP Amanatul Ummah Raih Penghargaan, 5 Kali Berturut-Turut Sejak 2021

Lagi, PP Amanatul Ummah Raih Penghargaan,  5 Kali Berturut-Turut Sejak 2021 Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, memegang sertifikat penghargaan The Most Boarding Islamic School in Education Quality Exellence of the Year di kediamannya di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (21/3/2025). Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com-Pondok Pesantren (PP) Amanatul Ummah kembali mendapat penghargaan. Kali ini sebagai The Most Boarding Islamic School in Education Quality Exellence of the Year

Ini luar biasa! Karena Pondok Pesantren Amanatul Ummah meraih penghargaan berturut-turut selama 5 tahun. Sejak 2021.

Penghargaan itu diberikan oleh Indonesian Achievement Centre (IAC) di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, 19 Maret 2025 lalu. Penghargaan itu diterima Gus Ilyas, salah seorang putra Kiai Asep dan Ustadz Mukhlis serta guru Amanatul Ummah lainnya.

“Ini yang ke-5, sejak tahun 2021, Amanatul Ummah mendapat penghormatan. Jadi, sejak tahun 2021, 2022, 2023, 2024 hingga sekarang 2025, berturut-turut Amanatul Ummah terus mendapat penghargaan,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada BANGSAONLINE di kediamannya di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (21/3/2025).

Gus Ilyas dan Ustadz Mukhlis serta para ustads PP Amanatul Ummah saat menerima penghargaan dari Indonesian Achievement Centre (IAC) di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, 19 Maret 2025 lalu. Foto: dok. Amanatul Ummah.

Kiai Asep lalu menunjukkan berbagai sertifikat dan tropi penghargaan dari berbagai lembaga. Menurut Kiai Asep, penghargaan itu diberikan karena santri Amanatul Ummah banyak di diterima di PTN dan perguruan tinggi luar negeri.

Kiai Asep juga menjelaskan makna of the year. “Ini menunjukkan tahun ini. Setiap tahunnya berubah. Bisa nggak mempertahkan kualitasnya,” tegas kiai miliarder tapi dermawan yang buku otobiografinya terus jadi perbincangan publik itu.

Artinya, Amanatul Ummat harus bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikannya pada setiap tahunnya.

“Kalau (penghargan) ingin terus kontinu harus istiqamah kualitasnya,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.

Amanatul Ummah popular sebagai pondok pesantren yang sukses mengantarkan santri-santrinya lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit. Bahkan santri Amanatul Ummah banyak yang diterima di perguruan tinggi luar negeri seperti di perguruan tinggi di Jerman, Rusia, Amerika, Kanada, Tunisia, Mesir, Maroko, Jordania, Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), dan negara-negara lainnya.

Catatan BANGSAONLINE, pada tahun ajaran 2023-2024 sebanyak 624 santri Amanatul Ummah lolos ke PTN dan 65 santri diterima di perguruan tinggi Timur Tengah, disamping di Eropa, Amerika Serikat dan Asia.

“Sekarang, santri Amanatul Ummah yang diterima di SNBP sebanyak 290 siswa. Ada peningkatan. Nanti akan diperbanyak di UTBK,” ujar Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

“Untuk SNBP sekarang yang diterima di Kedokteran saja 34 siswa,” tambah Kiai Asep. “Nanti di UTBK akan lebih banyak,” tambah Kiai Asep.

Putra pahlawan nasional, KH Abdul Chalim, itu berharap santri Amanatul Ummah yang lolos ke PTN tahun ini melebih tahun lalu. “Semoga bisa lebih dari 624 santri,” harap Kiai Asep sembari mengatakan bahwa ia optimistis harapannya itu tercapai.

Prestasi Amanatul Ummah memang luar biasa dalam mengantarkan santrinya menembus PTN. Bahkan sekolah-sekolah SMA negeri favorit kalah jauh dibanding Amanatul Ummah.

“Kalau dibandingkan dengan siswa dari 20 SMA Negeri se-Mojokerto yang diterima di PTN tidak sampai separuhnya Amanatul Ummah,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, banyak sekolah menanyakan kok bisa seperti itu? “Jawaban saya, kalau ingin banyak yang diterima di SNBK harus berusaha keras diterima di UTBK. Dan mereka (siswa-siswi) yang diterima di berbagai perguruan tinggi itu harus berkualitas,” ujar Kiai Asep.

Santri Amanatul Ummah, jelas Kiai Asep, banyak diterima di PTN karena sistem.

“Seperti apa sistem itu? Kurikulum telah diselesaikan lebih dini, misalnya selesai dalam 5 semester. Setelah itu dilakukan try out dengan soal-soal yang antisipatif dan serupa dengan UTBK,” tutur Kiai Asep.

Kegunaan try out, tegas Kiai Asep, “Pertama, untuk melakukan remidi secara efektif. Sebab setelah dilakukan try out dilakukan pembahasan tuntas. Misalnya bab 1 A maka bab A itu dilakukan pembahasan tuntas. Maka ini artinya remidi efektif,” jelasnya.

Menurut Kiai Asep, try out itu harus sering dilakukan. Paling tidak, 3 hari sekali. “Sehari try out, dua hari pembahasan. Sebab sudah tidak ada materi karena materinya sudah selesai,” kata kiai gemar bersedekah itu.

Dengan seringya try out itu, menurut Kiai Asep, para siswa akan mengenal jenis-jenis soal sehingga dengan mudah bisa menyelesaikan dan menjawabnya.

“Sehingga dalam UTBK nanti para siswa itu bisa menjawab dalam jumlah maksimal. Misalnya jumlah soalnya sebanyak 50, akan terjawab semua. Sebab kadangkala peserta didik bisa menjawab tapi kecil sekali. Misalnya dari 50 soal yang bisa dijawab hanya 5 soal. Tentu ini kalah dalam kompetisi,” ujarnya (MMA).