
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com-Dirjen Kementerian Hukum Republik Indonesia Ir H. Razilu, M.Si, menyerahakn dua surat Pencataan Ciptaan buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dan buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia.
Dua buku tersebut berisi tentang perjuangan Kiai Asep yang ditulis M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.
Surat Pencatatan Ciptaan itu diserahkan Ir Razilu langsung kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan M. Mas’ud Adnan dalam acara “DJKI goes to Pesantren” di Gedung Pascasarjana Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).
DJKI adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. DJKI merupakan bagian dari Kementerian Hukum RI yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan perlindungan kekayaan intelektual di Indonesia.
Foto: MMA/BANGSAONLINE.com
Acara tersebut merupakan kerjasama antara Kantor Wilayah Kementerian Hukum RI Jawa Timur dengan UAC Pacet Mojokerto. Acara yang berlangsung di lantai tiga itu dihadiri sekitar 200 civitas akademika UAC.
Acara tersebut juga dihadiri langsung Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum RI Jawa Timur Haris Sukamto dan jajarannya.
Sementara dari UAC, selain Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, juga hadir Dr Eng Fadly Usman, Wakil Rektor 1 dan Dr Zakaria Muhtadi, Wakil Rektor bidang keuangan.
Dalam acara yang berlangsung penuh gelak tawa tapi khidmat itu selain diisi penyerahan surat pencataan ciptaan buku Kiai Asep juga diisi penadatanganan MOU antara pihak UAC dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum RI Jawa Timur.
MOU itu ditandatangani Haris Sukamto dan Fadly Usman yang disaksikan Kiai Asep dan Razilu serta para peserta.
Foto: BANGSAONLINE.com
Dalam sambutannya, Razilu menyatakan bahwa acara kerjasama itu dilakukan di pesantren atas pemintaan dirinya langsung. Ia mengaku mau datang ke acara kerjasama yang sekaligus sosialisasi di berbagai perguruan tinggi jika salah satunya digelar di pesantren.
“Karena saya pecinta pesantren, pecinta kiai dan pecinta orang-orang sholeh,” kata Razilu yang langsung disambut tepuk tangan peserta.
Yang juga menarik, Dirjen Kementerian Hukum RI Razilu sukses mempercepat pengurusan hak cipta atau pencataan ciptaan dari yang semula berbulan-bulan menjadi hanya beberapa menit saja.
“Sekarang hanya 3 menit langsung selesai,” kata Razilu yang lagi-lagi mendapat tepuk tangan.
Ia memberi contoh surat pencatatan ciptaan buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dan buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia. Menurut dia, begitu diperintahkan langsung selesai.
M. Mas'ud Adnan saat menerima dua surat Pencataan Ciptaan buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dan buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia dari Dirjen Kementerian Hukum Republik Indonesia Ir Razilu di Gedung Pascasarjana UAC Pacet Mojokerto, Kamis (26/6/2025). Foto: bangsaonline
Karena itu sekarang ghirah masyarakat untuk mencatatkan karya atau hasil ciptaannya sangat tinggi. Jika dulu hanya berkisar 5 ribu kini mencapai 175 ribu.
“Tapi saya masih belum puas,” kata Razilu yang rajin puasa sunnah Senin-Kamis.
Kiai Asep sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Dirjen Kementerian hukum RI Ir Razilu. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu mengucapkan terimakasih kepada kepemterian Hukum RI, terutama Razilu.
Kiai Asep mengungkapkan bahwa UAC adalah kampus keilmuan dan moral atau akhlak.
“Banyak negara maju yang hanya menekankan keilmuan tapi tidak mengedepankan akhlak sehingga tak utuh,” kata Kiai Asep yang juga pembina UAC.
Kiai Asep bercerita bahwa UAC baru berdiri 9 tahun lalu. Tapi sudah memiliki sejumlah jurnal berstandar internasional yang diantaranya sudah terindeks scopus.
“Alhamdulillah kampus kalian sudah banyak jurnalnya, diantaranya scopus. Juga sudah melahirkan doktor yang status akreditasinya unggul,” kata Kiai Asep.
UAC berdiri tahun 2015 dengan nama Institut KH Abdul Chalim (IKHAC). Kemudian bertransformasi menjadi Universitas KH Abdul Chalim (UAC).
Kiai Asep mengakui bahwa UAC masih kalah dengan Pondok Pesantrern Amanatul Ummah dari segi kemajuan akademik dan keilmuan. Tapi putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 10 November 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional itu optimistis UAC akan menjadi perguruan tinggi maju dan bergengsi. Bahkan Kiai Asep memproyeksikan UAC sebagai universitas internasional.
Dalam buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban dunia yang ditulis M. Mas’ud Adnan tergambar jelas obsesi besar Kiai Asep untuk membesarkan UAC yang kini mahasiswanya sudah banyak yang berasal dari luar negeri.
“Kalau Amanatul Ummah bukan hanya pondok pesantren paling maju tapi juga di seluruh pendidikan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Ia mencontohkan 1.237 santri Amanatul Ummah yang diterima di berbagai perguruan tinggi negeri dan luar negeri seperti dimuat di HARIAN BANGSA edisi Sabtu 21 Juni 2025.