
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali mengundang para kiai dari berbagai daerah di Jawa Timur. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu menggelar salat malam berjemaah sebanyak 12 rakaat (enam kali salam). Kemudian dilanjutkan istighatsah dan doa bersama sekaligus kajian Kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari.
“Kita doakan para pemimpin kita agar terhindar dari gangguan dan fitnah sehingga program-programnya yang berorientasi untuk kepentingan rakyat terealisasi dengan lancar dan sukses,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE, Jumat (25/7/2025) malam.
Acara yang berlangsung di kediaman Ning Imah, salah seorang putri Kiai Asep, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalanketo Utara Surabaya itu dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawansa. Gubernur Khofifah ikut salat malam dan istighatsah sejak awal sampai selesai.
Khofifah sangat berterimakasih kepada Kiai Asep karena istiqamah mendokan dirinya dan Provinsi Jawa Timur. Bahkan Kiai Asep tidak hanya mendoakan Khofifah dan Jawa Timur tapi juga mendoakan Presiden Prabowo Subianto dan Indonesia serta Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra (Gus Bara).
Dalam acara itu Gubernur Khofifah juga menginformasikan problem-problem yang dihadapi sekaligus capaian-capaian kinerja pemerintah Jawa Timur kepada para kiai yang hadir, terutama kepada Kiai Asep. Diantaranya tentang penutupan jalan di Gunung Gumitir yang sekarang sedang menjadi perhatian masyarakat Jawa Timur.
Kiai Asep memimpin istighatsah dengan genre baru. Yaitu dzikir dan shalawat yang disertai penjelasan tentang manfaat dan hikmah dari masing bacaannya. Misalnya istighfar.
“Dengan membaca istighfar akan menghilangkan rasa susah dan gundah, berubah kebahagiaan dan keberhasilan, mendapatkan jalan keluar, dan mendapatkan rezeki yang tak terduga-duga,” kata Kiai Asep di depan para kiai yang datang dari Sidoarjo, Jombang, Surabaya, Mojokerto, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan daerah-daerah lainnya.
Dalam kontek nasional, menurut Kiai Asep, istighfar akan melancarkan ekonomi pemerintah Indonesia. Kiai Asep juga mengajak para kiai membaca istihfarnya Nabi Yunus saat ditelan ikan: Laa ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaddzalimin. Yang artinya: Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.
Kiai Asep berharap Presiden Prabowo mengikuti jejak Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
“Saat Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, rakyatnya makmur dan tak ada yang punya hutang,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu).
Menurut Kiai Asep, Umar bin Abdul Aziz hanya menjabat khalifah 2 tahun 9 bulan. Tapi rakyatnya makmur dan sejahtera. Umar bin Abdul Aziz memimpin rakyatnya dengan adil, bijaksana dan anti korupsi.
Bahkan semua rakyatnya kaya sehingga kesulitan untuk berzakat dan bersedekah karena tak ada orang miskin yang mau menerima zakat atau sedekah mereka.
Kiai Asep yakin Prabowo bisa seperti Umar bin Abdul Aziz. “Ini bisa jadi kenyataan jika Pak Prabowo dekat dengan ulama atau kiai. Pak Prabowo harus dua periode agar bisa merealisasikan program-programnya secara maksimal,” tegas putra KH Abdul Chalim, pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI yang pada 10 November 2023 mendapat anugrah gelar pahlawan nasional.
Dalam istighatsah itu Kiai Asep juga mengajak para kiai membaca Ya Lathif, hauqala, dan bacaan dzikir atau shalawat lainnya.
Kiai Asep juga mengajak para kiai melafadzkan doa penutup yang selalu dipanjatkan setiap doa yang dikabulkan oleh Allah SWT dan menjadi doa ahli surga. Yaitu washallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi washahbihi wasallam walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Istighatsah itu lalu ditutup dengan doa bersama yang dipimpin para kiai secara bergantian. “Doa pertama saya mohon Prof Dr KH Imam Ghazali Said,” pinta Kiai Asep kepada Kiai Imam Ghazali Said, pengasuh Pesantren Mahasiswa An Nur Wonocolo Surabaya.
Kiai Asep juga mempersilakan Syaikh Ahmad Mabruk dari Mesir untuk memimpin doa.
Kiai Asep kemudian minta Dr KH Ahmad Sujak, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Timur yang juga Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, untuk memimpin doa berikutnya.
Kiai Asep juga minta Dr KH Mukhlis Muhsin, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Modung Bangkalan Madura untuk memimpin doa.
Selain para kiai itu tentu Kiai Asep juga memimpin doa sendiri. “Kalau doa saya panjang karena saya ingin sempurna,” tutur kiai miliarder tapi dermawan yang selalu mengenakan baju putih itu.
Sementara dalam kajian Kitab Al-Hikam, Kiai Asep membahas tentang maqam tajrid dan maqam asbab. Maqam tajrid adalah konsep dalam ilmu tasawuf yang mengacu pada tingkatan manusia yang sudah mencapai tingkat spiritualitas tinggi. Yaitu hanya fokus dzikir dan ibadah atau taqarrub kepada Allah sehingga melepaskan diri dari urusan duniawi.
Sedangkan maqam asbab adalah konsep tasawuf yang mengacu pada seorang manusia yang beriteraksi dengan dunia melalui usaha dan ikhtiar. Artinya, manusia dalam maqam asbab mengikuti ritme hukum sebab akibat sesuai ketentuan Allah SWT.
Maqam asbab, dengan demikian, adalah maqam manusia pada umumnya, yaitu berusaha dan bekerja dan memanfaatkan sarana duniawi sebagai kepatuhan terhadap Allah SWT.
“Dua maqam ini sama-sama baik,” kata Kiai Asep.
Acara shalat malam dan istighotsah ini digelar Kiai Asep secara rutin tiap bulan. Bahkan kadang dua kali dalam satu bulan. “Kita shalat malam untuk mendoakan keterkabulan hajat-hajat kita sendiri. Tapi kita juga berdoa untuk para pemimpin kita, Pak Prabowo, Ibu Khofifah dan Mas Bara,” kata Kiai Asep.
Gus Bara adalah putra pertama Kiai Asep yang kini menjabat Bupati Mojokerto.
Acara itu dihadiri banyak kiai dan guru besar. Antara lain KH Riza Yusuf Hasyim dari Pesantren Tebuireng Jombang, KH Mas Manshur dari Pondok Pesantren Drosemo Surabaya, KH Abdul Mannan dari Pamekasan, Prof Usep Abdul Matin, PhD guru besar UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, KH Ahmad Jazuli, Asisten Umum Sekdaprof Jatim, Prof Dr Mas'ud Said, Ketua ISNU Jatim dan Muhammad Ghofirin, Sekjen OPOP.
Bahkan acara itu tidak hanya dihadiri kiai-kiai NU. Tapi juga para petinggi Muhammadiyah. Antara lain Prof Zainuddin Maliki, anggota LHKP PP Muhammadiyah, Dr Achmad Rubaie, Ketua Harian PAN Jatim, Ahmad Fachruddin, pengurus DPW PAN Jatim, Habib Syarief Hassan Mulahela, dan para kiai serta tokoh lain.
Selain itu juga hadir para pengurus Muslimat NU Kota Surabaya dan beberapa daerah lain. Antara lain Kartika Hidayati, Ketua PC Muslimat NU Lamongan dan yang lain.
Juga hadir sebagian jajaran Kepala Dinas Pemprov Jatim. (MMA)