JEMBER, BANGSAONLINE.com - Tim mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember mampu meramu ekstrak kulit kakao menjadi obat kanker usus besar. Dengan temuannya ini, mereka meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), di Kendari, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu.
Tim mahasiswa Fakultas Mahasiswa Farmasi Universitas Jember terdiri dari Kinanthi Putri Rizki, Wahyu Wahidatur Rochmah, Nandan Gilang Cempaka dan Sugi Hartono. “Ide berawal dari keprihatinan saya dan teman-teman, di mana jumlah penderita kanker kolon atau kanker usus besar, di Indonesia, jumlahnya sangat tinggi,” kata Ketua tim, Kinanthi Putri Rizki, Kamis (5/11).
Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga
Kinanthi mengatakan, setelah dilakukan penelitian, ternyata kanker usus besar bisa disembuhkan dengan senyawa pektin. “Kami terus mencari senyawa pektin ini ada di mana? Ternyata ada di kulit buah kakao. Apa lagi, jumlah buah kakao banyak sekali,” jelas dia.
Selama ini, buah kakao hanya dimanfaatkan bijinya. Sementara kulitnya dibuang begitu, atau hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak. “Teryata, setelah kami mengadakan penelitian, buah kakao ada manfaat besar dari ekstrak kulit kakao ini,” kata mahasiswi semester tujuh ini.
Dibutuhkan waktu penelitian lima bulan, untuk membuat dan mengujicobakan ekstrak kulit kakao. “Kami memulai penelitian sejak Bulan Februari hingga Bulan Juli,” ujar Kinanthi.
Baca Juga: Terbantu Kacamata Gratis, Didik Warga Kota Kediri Puas dengan Layanan JKN
Ekstrak kulit kakao, sudah diujicobakan terhadap tikus. “Kami buat agar tikus terkena penyakit kanker usus besar. Setelah itu, kami kemudian memberikan ekstrak kulit kakao yang mengandung senyawa pectin kepada tikus yang positif terkena kanker usus besar dengan stadium 3-4. Kami berikan dengan cara injeksi melalui mulut,” jelas Kinanthi.
Hasilnya, lanjut Kinanthi, dengan pemberian ekstrak kulit kakao selama lima minggu berturut-turut, ternyata ada penurunan terhadap kanker usus besar. “Jadi aktivitas antikanker kolon, dapat dilihat dari analisis jumlah sel goblet. Sehingga, kesimpulan kami ternyata ekstrak kulit buah kakao memiliki potensi aktivitas antikanker kolon, dengan memulihkan kembali sel goblet yang rusak akibat induksi dari senyawa karsinogen,” katanya.
Saat ini, menurut Kinanthi, timnya sedang melakukan penelitian formulasi lebih lanjut, agar ekstrak bisa dijadikan obat. “Kami terus melakukan pengembangan, agar nantinya bisa lebih bisa maksimal lagi hasil penelitiannya,” paparnya. (yud/rev)
Baca Juga: Ingin Melahirkan Normal Tanpa Rasa Sakit? RSU Kusuma Pamekasan Perkenalkan Metode ILA WELA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News