Gubernur Khofifah saat menyapa masyarakat dalam Pasar Murah di Sidoarjo.
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah memastikan gelaran Pasar Murah terus digencarkan hingga akhir tahun dan dilanjutkan dengan persiapan Ramadan. Program ini menjadi langkah strategis menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Kali ini, Pasar Murah ke-286 digelar di Balai Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (10/12). Meski hujan deras mengguyur, antusiasme ratusan warga tetap tinggi untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau dibandingkan harga pasar.
Dalam kesempatan itu, Khofifah menegaskan bahwa Pasar Murah bukan untuk menggantikan pasar tradisional, melainkan sebagai intervensi pemerintah agar masyarakat, khususnya keluarga berpenghasilan rendah, mendapat akses langsung terhadap bahan pokok dengan harga terjangkau.
“Pasar Murah hadir bukan hanya untuk menjaga stok, tapi untuk memastikan harga tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin masyarakat tidak perlu khawatir, terutama menjelang Nataru,” ujarnya.
Di Sawotratap, beras premium dijual Rp14 ribu per kg atau Rp70 ribu per sak, lebih rendah dari harga kabupaten Rp15 ribu per kg, dengan stok 500 kg. Selain itu tersedia 10 ton beras SPHP seharga Rp11 ribu per kg, jauh lebih murah dibanding harga pasar Rp13 ribu per kg.
Komoditas lain juga dijual dengan harga lebih terjangkau, antara lain gula pasir Rp14 ribu per kg, Minyakita Rp13 ribu per liter, telur ayam ras Rp22 ribu per pak, bawang merah Rp7 ribu per 250 gram, bawang putih Rp6 ribu per 250 gram, tepung terigu Rp10 ribu per kg, serta daging ayam ras Rp30 ribu per pak, dan Rp15 ribu per setengah pak. Semua tersedia dengan stok mencukupi.
Selain stabilisasi harga, program ini juga menyisipkan intervensi gizi bagi ibu hamil dan anak-anak melalui pembagian telur gratis sebagai dukungan nyata pengendalian stunting di Jawa Timur.

Sebagai bentuk perhatian kepada kelompok rentan, Khofifah turut membagikan beras gratis 5 kg kepada lansia berusia 60 tahun ke atas yang hadir di lokasi.
“Kami ingin para lansia jelang Nataru menjalani hidup dengan tenang, tanpa khawatir kekurangan kebutuhan pokok. Ini wujud kepedulian langsung pemerintah kepada kelompok rentan,” tuturnya.
Kolaborasi erat antara Pemprov Jatim, pemerintah kabupaten/kota, BUMD, distributor, dan mitra penyedia pangan memastikan Pasar Murah berjalan lancar, stok terjaga, dan harga tetap stabil. Sinergi ini disebut sebagai kunci menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan kebutuhan akhir tahun.
“Antusiasme warga meski hujan deras menunjukkan masyarakat percaya pada program ini. Mereka tahu Pemprov Jatim hadir langsung untuk memastikan kebutuhan pokok tetap terjangkau,” kata Khofifah.
Sepanjang tahun ini, Pasar Murah telah digelar sebanyak 286 kali sebagai strategi besar Jawa Timur dalam menjaga stabilitas harga dan memberi ruang lebih lega bagi masyarakat memenuhi kebutuhan pokok.
Khofifah menegaskan program ini akan terus diperkuat dan diperluas, bahkan sudah direncanakan berlanjut dalam APBD 2026. (dev/mar)





