BOJONEGOERO, BANGSAONLINE.com - Pelacakan terhadap saksi kunci kematian pelajar asal Desa Jono, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Alfian Bagas Prakoso (14), membuahkan hasil. Polisi berhasil meringkus BY (20) pemuda asal Desa/Kecamatan Dander, Bojonegoro di Kabupaten Pasuruan, Minggu siang (20/12).
BY diketahui orang terakhir yang bersama korban sebelum menghilang dan ditemukan tewas di tengah hutan. Sehingga untuk melakukan penyelidikan atas kematian pelajar kelas X SMKN Dander tersebut polisi harus memburu BY alias WSP.
Baca Juga: Dituduh Selingkuh dengan Tetangga Jadi Motif Pembacokan di Malo Bojonegoro
"Benar, saksi kunci kematian pelajar SMKN Dander sudah kita amankan. Saat ini langsung kita bawa ke Bojonegoro," ungkap Kapolres Bojonegoro, AKBP Hendri Fiuser ketika dikonfirmasi via selularnya.
BY akan segera dimintai keterangan terkait kematian Alfian yang pada Kamis kemarin ditemukan sudah menjadi tengkorak di tengah hutan BKPH Dander. Menurut keterangan orang tua Alfian, Nyomariono (35), anaknya terakhir pamit akan ke rumah temannya inisial BY. Padahal, BY juga baru dikenal korban seminggu sebelumnya.
"Saksi-saksi lain juga sudah kita periksa. Mudah-mudahan pelaku pembunuhan Alfian terungkap," paparnya.
Baca Juga: Petani di Bojonegoro Bacok Kerabatnya Sendiri Hingga Tewas, Ini Gara-garanya
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Bojonegoro, AKP Nugroho Basuki menambahkan, hasil otopsi tengkorak korban terdapat bekas luka di bagian kepala, maupun tulang iga patah akibat ditusuk bendatajam.
"Ada beberapa bukti yang menguatkan mayat tersebut merupakan korban pembunuhan, diantaranya ditemukan pisau dan palu disamping korban," ujarnya.
Sebelumnya, mayat yang sudah dipenuhi belatung itu saat ditemukan masih menggunakan pakaian lengkap, kaus warna merah, celana jeans biru, dan memakai sabuk kain warna-warni.
Baca Juga: Kasus Pengeroyokan di Bojonegoro, Dua Tersangka Ditangkap, Tujuh Lainnya Buron
Korban sebelum ditemukan menjadi tengkorak di tengah hutan, oleh orang tuanya dilaporkan ke polisi karena sudah sekitar dua minggu tidak pulang. Orang tua korban, Nyomariono (35), mengaku mengenali bahwa korban anaknya dari sandal dan ikat pinggang yang digunakan. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News