Hasil Pantauan Bank Indonesia, Tingkat Konsumsi Masyarakat Surabaya Masih Kuat

Hasil Pantauan Bank Indonesia, Tingkat Konsumsi Masyarakat Surabaya Masih Kuat

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Data survei dari Bank Indonesia (BI) Jawa Timur menunjukkan kegiatan konsumsi masyarakat Surabaya mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan akhir tahun 2015 lalu.

Dilihat dari Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE), tercatat tingkat konsumsi warga Surabaya baik secara bulanan maupun tahunan yaitu masing-masing sebesar 2,09% (mtm) dan 2,89% (yoy).

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

Hal ini disampaikan saat jumpa pers yang digelar di kantor bank Indonesia, Surabaya, Rabu kemarin. Dalam jumpa pers itu, dihadirkan pembicara Budi Widihartanto selaku kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Daerah, Syarifuddin Bassara selaku Deputi Kepala Perwakilan, Taufik Saleh kepala Divisi Advisori Ekonomi dan Keuangan Bank Jatim dan Hestu Wibowo Kepala Pemasaran Rupiah.

"Pertumbuhan ini didukung oleh masih tingginya permintaan masyarakat terhadap kelompok makanan, minuman serta kelompok bahan bakar. Sedangkan kelompok suku cadang, barang budaya dan rekreasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya menjadi faktor stabilnya pertumbuhan," ujar Syarifuddin Bassara.

Untuk Desember 2015 saja, kata Syarifuddin, Survei Penjualan Eceran (SPE) memperkirakan aktivitas konsumsi akan terus meningkat di semua kelompok barang dengan ekspektasi penjualan sebesar 5,90% (mtm).

Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport

Diperkirakan untuk 2016 permintaan masih akan meningkat sebesar 0,85% untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan kelompok bahan bakar dan pelumas naik sebesar 2,22% (mtm) dan kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar 2,94%.

"Ekspektasi permintaan pada Desember 2015 didorong oleh harapan penjual eceran bahwa permintaan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya mengingat adanya momen Natal dan Tahun Baru," jelas Syarifuddin.

Sedangkan menurut Survei Konsumen (SK), terjadi penurunan optimisme keyakinan konsumen pada Desember 2015. Keyakinan konsumen yang diukur menggunakan Indikator Keyakinan Konsumen (IKK) mencatatkan penurunan optimisme sebesar 2,6 poin. Ini didorong oleh penurunan salah satu indikator pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE).

Baca Juga: Yayat Cadarajat Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang Baru

Namun, indikator pembentuk IKK lainnya yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut dipicu oleh meningkatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi Indonesia.

IKE Desember 2015 turun sebesar 5,8 poin dibanding bulan sebelumnya menjadi 100,8 poin. Penurunan terjadi pada indikator ketersediaan lapangan kerja saat ini yang masih berada pada zona pesimis (<100 poin) yaitu 82,4 poin dan indikator pengeluaran membeli barang tahan lama yang mencerminkan perilaku masyarakat yang masih cenderung menahan konsumsi barang tahan lama. Namun, indikator penghasilan saat ini sedikit meningkat dari 129,8 poin menjadi 131 poin.

Peningkatan tersebut diperkirakan merupakan dampak dari terkendalinya tingkat inflasi selama tahun 2015 serta rencana kenaikan UMK di tahun 2016.

Baca Juga: Fesyar Regional Jawa 2024, Adhy Karyono Sebut Jatim Jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Syariah Nasional

Untuk ekspektasi harga barang, perubahan harga secara umum dalam 3 bulan yang akan datang menunjukkan adanya sedikit penurunan ekspektasi kenaikan harga barang namun masih dalam zona optimis. Penurunan tingkat optimistis tersebut terjadi pada seluruh komoditas, kecuali pada kelompok bahan makanan yang terpantau meningkat 2,3 poin.

Untuk periode 6 dan 12 bulan yang akan datang, indikator menunjukkan adanya peningkatan ekspektasi yang disebabkan oleh tren pelemahan kurs Rupiah dan adanya pengaruh dari hari raya keagamaan/hari besar lainnya.

Dari sisi penggunaan penghasilan pada rumah tangga, SK menunjukkan porsi penggunaan penghasilan untuk konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan 2%, porsi pembayaran cicilan utang relatif stabil dengan kenaikan 0,4%, sedangkan tabungan turun sebesar 2,4%. Indikator rata-rata pendapatan untuk memenuhi kebutuhan dan pembayaran cicilan tercatat masih cenderung stabil dibandingkan bulan sebelumnya dimana pendapatan masyarakat masih mencukupi dan terdapat sisa untuk ditabung. (yan/rev)

Baca Juga: Fungsi Kalkulator Forex Lanjutan: Melampaui Perhitungan Dasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO