LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 70 orang dukun bayi di Lamongan masih eksis dan aktif membantu proses persalinan. Namun demikian, jumlah tersebut mulai tahun 2014 mengalami penurunan dari 236 dukun bayi menjadi 70 orang. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Fida Nuraida melalui Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo, Jumat (29/1).
Dikatakan Sugeng, para dukun bayi tersebut diharapkan bisa bermitra dengan tenaga persalinan terdidik. Sehingga dapat terus meningkatkan kualitas kesehatan warga, serta terutama untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Lamongan. “Harapannya, ke depan semua persalinan akan menggunakan tenaga kesehatan,“ ujarnya.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Di saat jumlah dukun bayi menurun, jumlah bidan di bawah naungan Dinas Kesehatan mengalami peningkatan. Saat ini ada sebanyak 610 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, naik 5,72 persen dari sebanyak dari 577 orang bidan.
Penyebab kematian bayi di Lamongan sendiri didominasi oleh BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan komplikasi Asfiksia (tidak bisa bernafas).
Menurut Sugeng, Dinas Kesehatan salama ini telah berupaya untuk menurunkan rasio kematian ibu dan bayi melalui kelas ibu hamil, dan kelas gizi. Dengan harapan masyarakat mengerti untuk menghindari BBLR. Selain itu juga dilakukan melalui upaya PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu hamil.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Selama tahun 2015, rasio kematian ibu di Lamongan sebesar 75 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan rasio kematian bayi sebesar 6,22 per 1.000 kelahiran bayi hidup. Angka itu sudah melebihi target keempat Millenium Develeopment Goal’s (MDGs) tahun 2015 yang sebesar 23 per 1.000 kelahiran bayi hidup. Rasio kematian ibu di Lamongan juga sudah melampaui target MDGs tahun 2015 yang diharapkan bisa mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News