SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mulai Februari ini, sebagian wilayah di Jawa TImur sudah melakukan panen padi dari hasil tanam bulan November dan Desember 2015. Namun, panen raya padi di Jatim bakal berlangsung bulan April-Mei mendatang. Jumlahnya mencapai 64 persen dari total produksi padi Jatim bakal panen di bulan tersebut.
“Bulan April-Mei itu panen raya padi. 64 persen dari total produksi ada di posisi itu. Sekarang sudah mulai panen dari hasil tanam November dan harga sudah di atas HPP,” kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Senin (29/2).
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia 2024, Khofifah Tekankan Pentingnya Inovasi Pengelolaan Air dalam Pertanian
Dari hasil panen tersebut, ia meminta Perum Bulog Divre Jatim untuk mengoptimalkan serapan gabah dan beras dari petani. “Bulog harus gerak cepat. Kalau tidak diambil, maka diambil tengkulak. Kalau supply terbatas, maka disimpan tengkulak. Maka supply ini harus kuat,” jelasnya.
Mengenai HPP (harga patokan pemerintah) gabah dan beras tahun ini belum ada perubahan. Acuan HPP masih menggunakan Instruksi Presiden (Inpres) No 5/2015 tanggal 17 Maret 2015.
Dalam HPP tersebut, GKP ditetapkan sebesar Rp.3.700/ kg di petani dan Rp.3.750/kg di penggilingan, GKG Rp.4.600/kg di petani dan Rp.4.650/kg di gudang Bulog serta Beras Rp. 7.300/kg di gudang Bulog.
Baca Juga: Operasikan Drone Penanam Kedelai di Bangkalan, Gubernur Khofifah: Harapan Baru di Sektor Pertanian
Padahal, kata Soekarwo, jika harga beras sesuai HPP Rp 7.300/kg, harga sekarang sudah mencapai lebih dari Rp 8.000. Untuk itu, diusulkannya agar HPP beras bisa mencapai Rp 8.500/kg. “Usulan HPP masih dirumuskan KTNA dan provinsi. Harapannya HPP bisa naik,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro mengatakan, pihaknya masih optimistis hasil panen pada subron satu (Januari-April) mencapai 6,3 juta ton gabah kering giling. "Target kami untuk tahun ini produksi 13 juta ton gabah kering giling," kata Eko. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News